Tak Ada Lahan Hijau, Hewan Ternak Terpaksa Makan Sampah dan Plastik di Pulau Terpadat di Dunia Ini
Mengenal Kepulauan Alam Indonesia Pulau Bungin yang terkenal dengan Pulau terpadat di Dunia. Pulau Bungin berada di Sumabawa NTB
Penulis: Feny Maulia Agustin | Editor: Sudarwan
Dulunya, pulau ini hanya hamparan pasir putih yang timbul.
Hal itu yang membuat membuat pulau ini bernama Pulau “Bungin” yang bermakna pasir putih.
Pulau reklamasi ini kemudian dibangun dari timbunan batu karang yang sudah mati. Pulau ini merupakan pulau yang dihuni suku Bajo dari Sulawesi.
Pulau ini juga menjadi destinasi unik di Sumbawa yang kerap dikunjungi oleh wisatawan.
Salah satunya adalah fenomena hewan ternak pemakan sampah. Hal ini lantaran tak ada lagi lahan hijau di sana menyebabkan hewan ternak terpaksa memakan sampah plastik dan juga kertas.
• Instagram Error, Sulit Lihat Gambar dan Putar Video Postingan, Inilah 4 Cara Atasi IG Lemot
• Ecak-ecak, Berbohong Hanya Main-main
• Legenda Liverpool Ikut Iba dengan Situasi Gareth Bale di Real Madrid
Kurang Lahan Hijau
Pulau yang terletak di bagian utara pulau Sumbawa ini hampir tidak memiliki lahan hijau karena semua lahan telah digunakan untuk bangunan.
Lahan hijau seperti rumput maupun perkebunan hampir tidak ditemukan di pulau Bungin.
Selain kekurangan lahan hijau, pengelolaan sampah dan sanitasi juga menjadi persoalan bagi warga di pulau Bungin.

• Deretan Drama Korea Unggulan akan Tayang Bulan Juni, Ada Drama Song Joong Ki Arthdal Chronicles
• Download Lagu (Mp3) Korea Dalla Dalla ITZY, Lengkap dengan Lirik Lagu, Terjemahan dan Video Klip
• Kumpulan Film Zombie Korea Paling Menyeramkan yang Wajib Ditonton, No. 2 Ada Cerita Komedinya
Fakta-Fakta Pulau Bungin yang Harus Diketahui
Dirangkum oleh sripoku.com melalui berbagai sumber, ini fakta menarik yang harus kalian ketahui tentang Puolau Bungin.
1. Ada pamali batu membentur batu di Pulau Bungin
Masyarakat Bajo merupakan contoh masyarakat yang cukup ketat untuk melestarikan terumbu karang.
Karena ada sebuah mitos dari orang tua zaman dahulu, "pamali batu membentur batu."
Artinya kita tidak boleh melabuhkan jaring atau pemberat ke terumbu karang, karena akan membuat terumbu karang menjadi rusak.