Ramadan 2019
Banyak yang Tak Tahu Ternyata Doa Buka Puasa yang Kita Baca Salah! Ini Doa yang Shahih Sesuai Hadits
Banyak yang Tak Tahu Ternyata Doa Buka Puasa yang Kita Baca Salah! Ini Doa yang Shahih Sesuai Hadits
Penulis: Nadia Elrani | Editor: Welly Hadinata
Banyak yang Tak Tahu Ternyata Doa Buka Puasa yang Kita Baca Salah! Ini Doa yang Shahih Sesuai Hadits
SRIPOKU.COM - Sejak kecil kita sudah diajarkan doa-doa seperti doa makan, masuk masjid, hingga doa-doa di bulan puasa.
Namun tahukah kalian ternyata dari doa-doa yang kita baca sehari-hari beberapa diantaranya berasal dari hadits daif (lemah)?
Di bulan Ramadan ini, ada juga doa yang dipanjatkan yang bersumber dari hadits daif, yaitu doa berbuka puasa.
Pada umunya, umat Muslim mengetahui doa ini sebagai doa buka puasa:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
(Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rezekika afthortu)
“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”

•
Bergaya Hidup Mewah, 6 Artis Ini Kerap Pamer Mobil Mewah, Bak Sosialita No 6 Mendekam di Penjara
•
Ada Dugaan Penggelembungan Ribuan Suara Internal Partai, KPU Sumsel: Bukan Penyelenggara tapi Oknum
•
Bak Dikutuk tak Menua, 5 Seleb Ini Sering Akting Perankan Anak SMA Meski Sudah Punya 3 Anak
•
Padahal Terlihat Kalem Saat Dibully, Diam-Diam Artis ini Telah Penjarakan Haters Tanpa Dipublikasi
•
Jadwal Shalat Magrib & Buka Puasa Hari Ini, Ramadan 1440 H Ke-7 Wilayah Palembang & Sekitarnya
Padahal doa ini bukan doa yang dianjurkan ketika berbuka. Berikut Status Sanad Hadits dilansir dari KonsultasiSyariah:
Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam Sunan-nya no. 2358 secara mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in), dari Mu’adz bin Zuhrah.
Sementara Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in, sehingga hadits ini mursal.
Dalam ilmu hadits, hadits mursal merupakan hadits dhaif karena sanad yang terputus.
Doa di atas dinilai daif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Daif Sunan Abu Daud 510 dan Irwaul Gholil, 4:38.
Hadis semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath-Thobroni dari Anas bin Malik.
Namun sanadnya terdapat perowi daif yaitu Daud bin Az-Zibriqon, di adalah seorang perowi matruk.
Al-Hafidz ibnu Hajar mengatakan:
وَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ فِيهِ دَاوُد بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، وَهُوَ مَتْرُوكٌ
“Sanad hadis ini daif, karena di sana ada Daud bin Az-Zibriqon, dan dia perawi matruk.” (At-Talkhis Al-Habir, 3:54).
Ada juga yang ditambahi dengan lafadz:
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
"Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling welas asih"
Namun sekali lagi, tambahan ini juga tidak memiliki dasar dalam syariat. Karena itu, sebaiknya tidak dilantunkan sebagai doa berbuka.
•
Sekarang Cantik, Foto Masa Lalu Krisdayanti 17 Tahun Lalu Bocor ke Publik, Bentuk Hidungnya Disoroti
•
Sudah Satu Minggu Berpuasa, Titi Kamal Baru Beri Ucapan Selamat Berpuasa, Netizen Malah Salah Fokus
•
11 Fakta Kematian Vera Oktaria Wanita Tewas Dimutilasi, Ditemukan Mengenaskan hingga Pacar Kabur
•
Viral Video Pemuda Ancam Penggal Kepala Jokowi, Begini Reaksi tak Terduga dari Gibran dan Kaesang!
•
Jadi Imam di Mekkah, Ifan Seventeen Ceritakan Kronologi & Surat yang Dibaca untuk Ratusan Jamaahnya!
Berikut Doa Berbuka Puasa yang Benar:
Doa berbuka yang benar:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
(Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah)
“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah.”
Hadits Selengkapnya:
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ… »
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…” (HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani).
Dilihat dari arti doa di atas, dzahir menunjukkan bahwa doa ini dibaca setelah orang yang berpuasa itu berbuka. Syiakh Ibnu Utsaimin menegaskan:
لكن ورد دعاء عن النبي صلى الله عليه وسلم لو صح فإنه يكون بعد الإفطار وهو : ” ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله ” فهذا لا يكون إلا بعد الفطر
“Hanya saja, terdapat doa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika doa ini shahih, bahwa doa ini dibaca setelah berbuka.
Yaitu doa: Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst. doa ini tidak dibaca kecuali setelah selesai berbuka.” (Al-Liqa As-Syahri, no. 8, dinukil dari Islamqa.com)
Keterangan yang sama juga disampaikan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7428.
Berikut Urutan Doa Berbuka Puasa yang Benar:
1. Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berbuka).
2. Mulai berbuka
3. Membaca doa berbuka:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
(Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah)
“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah.”
Doa Apa yang Sebaiknya Dibaca Sebelum Berbuka?
Sudah jelas bahwa doa 'Allahumma Lakasumtu...' bukanlah doa yang digunakan untuk mengawali berbuka puasa.
Doa sebelum berbuka bisa hanya mengucap 'Basmallah' atau doa berikut ini:
Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, bahwa ketika berbuka, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu, membaca doa tertentu.
Dari Ibnu Abi Mulaikah (salah seorang tabiin), beliau menceritakan: Aku mendengar Abdullah bin Amr ketika berbuka membaca doa:
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
(Allahumma Inni As-Aluka bi Rahmatika Al-Latii Wasi’at Kulla Syai-in An Taghfira Lii)
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.” (Sunan Ibnu Majah, 1/557 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 3621)
Dianjurkan Banyak Berdoa Setelah Berbuka Puasa
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi 2526, Thabrani dalam Al-Ausath 7111. Syaikh Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini statusnya hasan berdasarkan gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir, 2:96).
Hadits di atas menunjukkan anjuran bagi orang yang sedang puasa untuk memperbanyak berdoa sebelum dia berbuka.
Sebagian ulama menegaskan bahwa hadits ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika berbuka.
Karena teks hadits ini bersifat umum, bahwa orang yang sedang berpuasa memiliki peluang dikabulkan doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan, sebelum dia berbuka. (I’lamul Anam bi Ahkam As-Shiyam, Hal. 76).
Akan tetapi disebutkan dalam sunan Tirmidzi, redaksi yang serupa dinyatakan:
وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ
“Orang yang berpuasa ketika berbuka.” (Sunan At-Tirmidzi 2526).
Makna tersirat dari hadits menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu terakait dengan kegiatan berbuka. Allahu a’lam.
Keterangan ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن للصائم عند فطره لدعوة ما ترد
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.” (HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128, dan At-Thayalisi 299 dari dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): ‘Sanad hadis ini shahih, perawinya tsiqqah’. Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hal. 67 – 68).
Kemudian, doa-doa kebaikan ini selayaknya dibaca sebelum memulai berbuka. Karena ketika belum berbuka, seseorang masih dalam kondisi puasa, dan bahkan di puncak puasa, sehingga dia lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Sementara ketika dia (Dari Fatwa Islam, no. 14103).