Berita Muba
Cerita Sukses Anton Sudirman, Berawal Buruh Tani Kini Miliki Puluhan Sapi di Muba
Seperti apa yang dilakoni, Anton Sudirman (37), warga Desa Pagar Desa Kelurahan Pagar Desa Dusun 1 Kecamatan Bayung Lencir, Muba (Musi Banyuasin).
Penulis: Andi Wijaya | Editor: pairat
Laporan wartawan Sripoku.com, Andika Wijaya
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Usaha ternak sapi tak semudah seperti apa yang kita bayangkan. Selain
harus memiliki modal yang sangat besar, peternak sapi pun harus pintar dan mahir dalam pemeliharan ternak-ternak sapinya.
Seperti apa yang dilakoni, Anton Sudirman (37), warga Desa Pagar Desa Kelurahan Pagar Desa Dusun 1 Kecamatan Bayung Lencir, Muba (Musi Banyuasin). Dengan bermodalkan program CSR PT Bumi Persada Permai (PT BPP), Kini Anton bisa diancungi jempol.
Penelusuran Sripoku.com saat mendatangi Desa Pagar Desa Dusun 1, Muba. bersama Manager CSR PT BPP, Elly Telasari dan Manager Publik Relation, Ernita Sriwahyuni.
Ketika diwawancarai Anton Sudirman pun menyambut baik kedatangan Sripoku.com dan Tim PT BPP.
Pak Anton untuk menjadi peternak sapi tentunya harus mempunyai modal yang sangat besar dan berpengalaman dalam peternakan sapi. Bagimana dengan bapak sendiri bapak?
Berawal dari saya berprofesi sehari-hari sebagai buruh tani, yang pengahasilannya tak menentu keluar masuk hutan di Desa Pagar Desa, Muba ini. Lalu masuklah seseorang dari PT Bumi Persada Permai (BPP),
berkunjung ke dusun kami. Setelah dilihat dan dipelajari oleh tim PT BPP dan bertemu masyarakat kami. Desa Pagar Desa pun yang terlihat perpontesi tinggi untuk pertenakan sapi dan pertanian. Dari sana masyarakat pun mendapatkan bantuan dari PT Bumi Persada Permai (PT BPP) distrik selaro berupa indukan sapi.
Kapan masyarakat Desa Pagar Desa mendapatkan bantu ini pak?
Awal pada tahun 2013, Desa Pagar Desa mempunyai kelompk tani bernama Tani Tunas Muda berjumlah 24 orang. Lalu melalui program CSR tahun 2015, masyarakat diberikan sejumlah 24 ekor indukann sapi,
indukan pejantan 20 ekor dan indukan betina 4 ekor. Dan hingga saat ini sudah menjadi 60 ekor, itupun sudah dikurangi 4 ekor yang dijadikan qurban pada tahun 2017, dan 1 ekornya mati, kemudian ditahun 2016 ditambah lagi 10 ekor sapi, saat ini sudah menjadi 17 ekor sapi, jadi total keselurahannya sekarang 77 ekor pak, jenis sapi bali.
Lalu apa yang pak Anton lakukan hingga sapi-sapi tersebut sehat-sehat dan bisa berkembang biak?
Jelas yang saya lakukan hanya keseriusan dalam melakukan pemeliharan hewan ternak ini. Pertama memberikan sapi-sapi ini pakan ternah, seperti rumput 1 hari 3 kali (pagi, siang dan sore). Diwaktu siang hari sapi-sapi ini di umbar padang rumput, dan sore harinya di giring ke kandang. Tak lupa saya juga mengikuti sosialisasi dari BP3K,
berupa memberikan vitamin, obat mata dan obat cacing untuk sapi-sapi kita dalm waktu 3 bulan sekali.
Pak Anton sap-sapi ini dalam 1 tahun kan pasti bertambah (beranak-red), jelas bertambah banyak pak. Bagaimana mana bapak mengurusnya dan apakah sudah ada yang dijual?
Iya, sapi-sapi ini terus berkembang biak, namun hingga saat ini belum ada dijual, memang untuk dikembang biakan. Jika bertambah (beranak-red), tentunya dibagikan ke anggota baru dan masyarakat yang
ingin menjadi anggota kelompok tani kami, hingga akhirnya anggota tani Tunas Muda terus bertambah dan sapi juga terus bertambah.
Pak Anton, Bapak kan sebagai ketua tani Tunas Muda dan bisa dikatakan sukses melakukan ternak sapi, modal utamanya apa sih bapak?
Yang jelas keseriusan, tekat dan kemauan. Kalau ada ketiga itu, insaallah apa yang kita lakukan tentunya akan berjalan baik, dari dibidang peternakan maupun tani.