Pemilu 2019

Memahami Menang-Kalah dalam Pilpres

Yang jagonya menang langsung eforia, bersuka cita, tertawa, bersorak. Adapun yang kalah kaget bukan kepalang layaknya mendengar petir di siang bolong.

Editor: Sudarwan
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Jokowi dan Prabowo 

Paling-paling dirinya sendiri yang mengenang.

Biasanya dibumbui yang macam-macam biar tambah keren bin seru.

Bahkan eforia kegembiraan itu berbalik menjadi kecewa ketika ternyata tidak direken sama sekali layaknya tukang dorong mobil mogok, setelah mobil jalan ditinggal bahkan sempat diludahi.

Adapun yang kalah kaget bukan kepalang layaknya mendengar petir di siang bolong.

Mereka tidak percaya jagonya kalah.

Mereka melakukan penyangkalan.

Suasana kebatinannya campur baur, sedih, galau, marah.

Sampai rasanya ingin menendang televisi yang menyiarkan hasil QC tersebut.

Untungnya masih sadar karena itu televisi kreditan sendiri yang belum lunas.

Sikap kontras itu dari individu-individu kemudian berkumpul dengan senasib.

Hasil Rekapitulasi Sementara Pemilu 2019 Muaraenim, Wajah Baru Raup Suara Ungguli Petahana

7 Polisi Gugur Saat Tugas Jaga Pemilu 2019, Salah Satunya Berpangkat Jenderal Asli Putra Sumsel

Mantan Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Syaiful Zachri Meninggal Dunia Saat Pantau Pemilu

Yang eforia jadi eforia kolektif.

Berpesta pora.

Saling tepuk telapak tangan.

Berangkulan.

Ketawa-ketiwi.

Yang sedih jadi grup paduan lagu simfoni lara.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved