Berita Palembang

Antisipasi Kelangkaan BBM, Menteri BUMN Akan Terapkan Sistem Digitalisasi di Semua SPBU

PT. Pertamina (Persero) menargetkan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berjumlah 5.850 outlet menerapkan digitalisasi

Penulis: Wahyu Kurniawan | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/WAHYU KURNIAWAN
Menteri BUMN Rini Soemarno saat berkunjung di SPBU Golf dan sedang mengisi bahan bakar minyak pertamax Turbo, Minggu (17/2). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Wahyu Kurniawan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG — PT. Pertamina (Persero) menargetkan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berjumlah 5.850 outlet menerapkan digitalisasi paling lambat pada Juni 2019. 

Berdasarkan data Kementerian BUMN, saat ini baru ada 350 SPU yang menerpakan sistem digitalisasi ini.

Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan melalui digitalisasi ini maka semua arus data masuk-keluar BBM di SPBU seluruh Indonesia akan tercatat secara real time.

Proses dilakukan dengan cara memasang perangkat digital pada kran penyaluran BBM ke kendaraan (nozzle) sehingga jumlah BBM yang terjual dapat tercatat secara akurat.

Link Live Streaming Sriwijaya FC vs Madura United Malam Nanti di Piala Indonesia Babak 16 Besar

TKW Asal Palembang Mengaku Diculik dan Disekap di Malaysia & Akan Dijual, Keluarga Kebingungan

Simpan HP di Dalam Tas, Pemuda Ini Kecopan di Pasar Burung Palembang

“Kita targetkan bulan Maret seribu SPBU terdigitalisasi, bulan April tiga ribu SPBU dan Juni akhir semua SPBU sudah terdigitalisasi,” jelasnya saat diwawancarai, Minggu (17/2).

Digitalisasi yang akan di pasang pada nozzle itu agar mengetahui secara real time penjualan BBM dan itu secara Nasional bisa mengetahui serentak jumlah BBM yang di SPBU.

Sehingga dapat mengetahui produksi di kilang apakah stok sudah menipis dan menentukan waktu kapan harus impor BBM.

“Dengan adanya digitalisasi pada nozzle itu kita bisa tepat waktu untuk melakukan impor dan tidak kekurangan atau kelebihan minyak, sehingga masyarakat tidak merasa ada kelangkaan BBM atau kekurangan,” ujarnya.

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun Pembalap Nasional Indonesia Tewas Ditusuk Karena Hal Sepele

Member TFC Sripo-Tribun Sumsel Bisa Potong Rambut Gratis di Balaputra Barbershop

Penemuan Mayat di Salon Rusun Palembang, Polisi Temukan Benda Mencurigakan di Sekitar Mayat

Saat ditanyai mengenai pengelolaan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) sudah sejauh mana ia menjawab.

Pengelolaan CPO dalam proses dan yang difokuskan adalah di Plaju dan Dumai Riau yang diharapkan pada tahun 2021 pembangunan kilang akan selesai.

“Nanti itu kita punya ekstension kilang untuk memproses CPO itu dan tahun 2021 selesai,” jelas Rini.

Saat ini kementrian BUMN sedang berbicara dengan kementrian SDM untuk membahas tentang pembelian minyak kelapa sawit langsung dari petani kemudian diekspor keluar negeri dan lalu CPO itu diolah dan dikirim kembali ke Indonesia.

Pembangunan Kolam Retensi Punti Kayu Ditunda Sampai Tahun 2020, Ini Alasannya

Puluhan APK Caleg di Pagaralam Dirusak OTD, Bawaslu Turun ke Lapangan Cari Pelaku Pengrusakan

Puluhan APK Caleg di Pagaralam Dirusak OTD, Bawaslu Turun ke Lapangan Cari Pelaku Pengrusakan

“Kita akan membuat komtrak dengan ENI yang ada di Italy, kita ekspor minyak kelapa sawit untuk diolah oleh ENI dan apabila sudah menjadi CPO dikirim lagi ke Indonesia, itu akan terus berjalan sampai kilang yang ada di Plaju dan Dumai Riau selesai,” ujarnya.

Saat ini pemanfaatan CPO sudah berjalan dan menjadi B20 atau solar dicampur minyak sawit sebanyak 20 persen.

Bahan bakar biodiesel B20 bakal digunakan untuk semua mesin diesel di dalam negeri seperti lokomotif kereta api dan alat berat.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan melalui digitalisasi ini data akan terhubung ke pusat data Pertamina sehingga SPBU yang sudah minim stoknya akan terpantau secara otomatis.

Sehingga, bagi Pertamina ini akan menjadi 'warning' untuk segera dilakukan pengiriman.

Dengan begitu, pelayanan ke masyarakat akan semakin meningkat karena potensi terjadinya kelangkaan BBM hingga menyebabkan atrean akan berkurang.

"Selain itu masalah keamanan, karena selama ini banyak pembayaran cash di SPBU. Dengan adanya digitalisasi ini maka akan lebih aman," ujar Nicke.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved