Harga Tiket Naik Jadi Keluhan Dan Perhatian Publik, Ternyata Maskapai Penerbangan Menerapkan Ini
Penerapan skema maskapai ini hampir secara bersamaan, sehingga terkesan sepekat dan mendadak hingga akhirnya jadi sorotan.
Sebab, sejak dua sampai tiga tahun terakhir kinerja mereka terbilang buruk.
Salah satu cara memperbaikinya ialah menerapkan pola dynamic pricing tersebut.
• Inilah Cara Yang Paling Efektif Merawat Tas Kulit, Tips Berikut Ini Penting Untuk Diperhatikan
• Tahukah Anda Dengan Kelembak? Sayuran Ajaib Ini Ampuh Mengatasi Kanker dan Jantung Serta Sembelit
• 4 Cara Diet Ini Sangat Baik Untuk Menyeimbangkan Gula Darah
"Memang rapot keuangan maskapai itu jeblok. Supaya bisnis maskapai ini tidak perang harga, jadi mempertahankan bisnis secara sustainable," tambahnya.
Besarnya market share kedua maskapai ini memberikan dampak besar ke dunia penerbangan Tanah Air, atas kebijakan yang diambil.
Hingga akhirnya polemik soal tarif atau harfa tiket masih hangat dibicarakan.
"Lion Air Group menguasai 55 persen market share di Indonesia. Garuda Indonesia market share-nya 40 persen. Jadi hampir 95 persen naik. Jadi kesannya seperti janjian naik, itu berdampak kepada masyarakat," lanjutnya.
"Pilihannya tinggal maskapai kecil-kecil, seperti AirAsia, XpressAir, TriganaAir, dan lainnya," sebut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul:
Gaduh Tiket Pesawat Mahal, Ternyata Maskapai Terapkan "Dynamic Pricing"
===