Terkait Temuan 6 Ribu Ton Beras Rusak di Gudang OKU Timur, Direktur Pengadaan Bulog Angkat Bicara

Badan Logistik Divisi Regional Sumsel dan Babel memastikan bahwa tak semua beras yang tersimpan di Gudang Bulog OKU Timur dalam kondisi turun mutu.

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/RAHMALIYAH
Direktur Pengadaan Bulog, Bakhtiar didampingi Kadivre Bulog Sumsel dan Babel, Yusuf Salahuddin saat berada di Gudang Bulog Karya Baru, Jalan Kol H Burlian KM 9 Palembang, Sabtu (9/2/2019) 

Ribuan ton beras tersebut berdasarkan instruksi pusat agar tidak didistribusikan karena mengalami penurunan mutu dan tidak layak untuk disalurkan.

Bahkan Deni mengaku keberadaan beras tersebut sangat menganggu karena dinilai dapat mempengaruhi kondisi beras lain yang ada di gudang tersebut.

Bahkan dirinya berjanji kedepan akan memperbaiki sistim kerjasama pengadaan beras Bulog dengan cara bekerjasama langsung dengan petani dengan HPP sebesar Rp. 7.300 Per kilogram.

"Kriteria pengadaan beras harus sesuai SOP dengan kadar air sebesar 14 persen, broken sebesar 20 persen, dan menir sebesar 2 persen. Terlebih dahulu nanti akan dianalisa oleh petugas pemeriksa kualitas," katanya.

Sedangkan untuk pengadaan tahun 2019 kata dia, belum dilaksanakan pengadaan dan terlebih dahulu akan memanggil mitra kerja untuk mengetahui apa yang diinginkan mitra kerja.

Sedangkan beras yang saat ini membusuk di gudang menurut juru timbang gudang yang ada di Desa Karangsari, Kecamatan Belitang III Jon Markoni, beras yang ada di gudang tersebut merupakan pengadaan pada tahun 2015, 2017 dan 2018.

Terkait temuan 6.000 ton beras turun mutu (rusak) disejumlah gudang Bulog yang tersebar di Kabupaten OKU Timur berbuntut pada pemanggilan Kepala Bulog Sub Divre OKU oleh DPRD OKU Jumat (8/2/2018).

Kepala Bulog diterima oleh Ketua Komisi I DPRD OKU Yopi Syahrudin SE, Ir H Saifudin, Medi Idris, dan , Ir H Marjito.

Yopi  menjelaskan pemanggilan Kepala Bulog OKU ini untuk minta penjelasan seputar bersan turun mutu yang tersimpang disejumlah gudang.

Kepala Bulog Sub Divre Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Deni Laksana Putra didampingi Kasi Humas Dimas dihadapan anggota dewan menjelaskan,  menumpuknya beras tahun 2015 didalam gudang tersebut karena perubahan kebijakan pemerintah pusat  Dikatakan Deni, pada tahun itu peredaran beras tidak seimbang dengan  penyerapan.

“Pada tahun itu penyerapan  gabah banyak namun  pagu dikurangi,  tahun 2015 kita menyerap 18 juta ton,” kata Kepala Bulog seraya menambahkan setelah bulog menlakukan penyerapan lalu keluar  perubahan kebijakan pemerintah pusat sehingga lajur beras di OKU Raya tidak seimbang.

Saat ditanya oleh Ketua Komisi I DPRD OKU terkait standar pembelian dan pengadaan raskin di Bulog OKU, Deni menjelaskan, bahwa  beras medium atau  raskin ketahanannya hanya 4 bulan saja, setelah itu beras akan turun mutu.

Disisi lain, sesuai dengan SOP layak tidaknya beras untuk raskin harus memenuhi 4 unsur, pertama kadar airnya hanya 14%, kedua broken atau hancur 20%, menir 2%. Beras tersebut akan diperiksa dan direkomendasikan oleh tim Pemeriksa  Kualitas.

Menurut Deni, selain beras juga ditemukan  250 ton gula pasir yang sudah kadaluarsa digudang.

Dikesempatan itu  Deni juga menjelaskan, gudang milik bulog tidak standar untuk menyimpan gula, namun pemerintah pusat tetap mengirimkan gula tersebut untuk dikomersilkan.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved