Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW, Saat Rasulullah Menangis Terisak-isak Ketika Sholat Malam
setelah Rasulullah SAW mengangkat tangannya takbiratul ihram, ketika dia memasuki surat yang dibacanya, Rasulullah menangis terisak-isak.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Candra Okta Della
Kemudian tunaikanlah salat witir satu rakaat.
Bacalah Surah Al-Fatihah, Al-Falaq dan Surah An-Nas. Kemudian bacalah istighfar sebanyak tujuh puluh kali (astaghfi rullaha rabbi wa atubu ilaih). Aku memohon ampun kepada Allah Tuhanku dan kembali kepada-Nya.
Usai istighfar, sebelum rukuk bacalah doa: “Hadza maqamul ‘aidzi bika minannar” (Ya Allah, inilah saya yang berlindung kepada-Mu dari api neraka) sebanyak tujuh kali.
• Agar Tak Tinggalkan Bekas , Berikut 3 Cara Memajang Hiasan Di Dinding Tanpa Paku
• Berita Terbaru Longsor di Gowa: Jumlah Korban Ditemukan Jadi 45 Orang. Berikut Daftar Nama Korban
• Berita Terbaru Longsor di Gowa: Jumlah Korban Ditemukan Jadi 45 Orang. Berikut Daftar Nama Korban
Setelah itu mohonkanlah ampunan bagi kaum mukminin dan mukminat. Sebut nama mereka satu per satu. Paling sedikit empat puluh orang. Ucapkanlah rabbighfirli .. wa, .. dan seterusnya. Kemudian kita berdoa apa saja.
Lalu kita rukuk, iktidal, sujud, tasyahud dan seterusya.
Insya Allah, Anda akan merasakan kenikmatan menangis pada waktu dini hari.
Menangis di hadapan Allah SWT, namun ini semua dilakukan pada saat salat sunnat, tidak pada sholat fardhu.
Mengapa? Karena saat sholat fardhu, kita dianjurkan untuk memperpendek bacaan salat, sebab boleh jadi ada orang yang hendak melakukan keperluannya di tempat lain.
Mungkin juga ada orang yang sangat tua, atau ada di antara pengikut shola tyang sedang sakit.
Karena itu, Rasulullah SAW hanya memperpanjang sholatnya pada saat beliau menunaikan ibadah salat malam.
Pada sholat fardhu, beliau tidak melazimkan sholat yang panjang.
Dalam sebuah hadist qudsy disebutkan ada empat tanda orang-orang yang diterima salatnya.
Pertama, dia datang untuk melaksanakan salat dengan merendahkan diri kepada-Nya. Kedua, tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Ketiga, tidak mengulangi lagi maksiatya kepadaAllah SWT. Keempat, menyayangi orang-orang miskin.
Artinya, kalau seeorang menemukan empat tanda-tanda di atas, insya Allah dia akan menemukan ke nikmatan salat dalam bentuk yang lan.
Dia merasakan manfaat di dalam kehidupannya. Ada kenikmatan tertentu yang dia peroleh dari ibadah salatnya. Bukan hanya kenikmatan menangis, tetapi juga kenikmatan yang lain.
(Sumber : Renungan-renungan Sufistik oleh Jalaluddin Rakhmat)
===