Olimpiade Tokyo 2020 , Medali Emas Terbuat Dari Limbah Elektronik

Para peraih medali dalam Olimpiade Tokyo 2020 mendatang akan menerima medali yang unik. Medali tersebut terbuat dari berbagai limbah elektronik.

Editor: Budi Darmawan
KOMPAS.COM
Atlet wushu Indonesia Lindswell Kwok menggigit medali ketika upacara penyerahan medali wushu nomor Taijijian putri di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (21/8/2017). Lindswell mempersembahkan emas kelima untuk Indonesia dengan mengumpulkan nilai 9.68. 

SRIPOKU.COM - Para peraih medali dalam Olimpiade Tokyo 2020 mendatang akan menerima medali yang unik.

Medali tersebut terbuat dari berbagai limbah elektronik.

dilansir sripoku.com dari Kompas.com , Menurut rencana, sebanyak 5.000 medali emas, perak, dan perunggu akan didulang dari limbah elektronik sebagai bagian dari komitmen Jepang dalam menggunakan materi daur ulang.

Limbah elektronik (e-waste) yang mencakup baterai bekas hingga telepon seluler, merupakan salah satu jenis sampah domestik paling banyak di dunia saat ini.

Limbah jenis ini memang sangat beracun, tapi juga tergolong sebagai ‘tambang urban’. Itu mengingat banyaknya logam berharga terkandung pada barang-barang elektronik.

Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 melihat fakta ini sebagai kesempatan. Mereka kemudian mengundang warga Jepang menyumbangkan ponsel bekas dan barang elektronik usang lainnya.

Melalui cara ini, warga dapat membuang limbah elektronik dengan aman. Di sisi lain, pembuat medali mendapat pasokan sumber daya.

Kurang dari setahun sejak proyek pengumpulan dimulai pada April lalu, panitia Olimpiade telah mendapat 16,5 kilogram emas (54,5 persen dari target seberat 30,3 kg) dan 1.800 kg perak (43,9 persen dari target seberat 4.100 kg).

Google Razia Aplikasi Di Playstore Terlacak 22 Tuyul Baterai dan Kuota

Ini Daftar Aplikasi Terbaik Di Play Store 2018 Menurut Google

Adapun target pengumpulan untuk perunggu seberat 2.700 kg sudah tercapai.

“Inisiatif ini menjadi kesempatan bagi orang-orang di seantero negeri untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 2020,” sebut juru bicara panitia Tokyo 2020, Masa Takaya, kepada BBC Future.

Medali Daur Ulang

Penggunaan materi daur ulang untuk membuat medali bukan pertama kalinya terjadi di Olimpiade Tokyo 2020. Hampir 30 persen bahan medali perak dalam Olimpiade Rio 2016 didapat dari cermin usang, solder bekas, plat sinar-X.

Adapun 40 persen logam tembaga yang digunakan untuk membuat medali perunggu didapat dari sampah baru. Kemudian, pada Olimpiade Musim Dingin di Vancouver pada 2010, sebanyak 1,5 persen kebutuhan logam untuk pembuatan medali didapat dari logam daur ulang di Belgia.

Upaya panitia Olimpiade Tokyo 2020 unik dalam dua hal. Pertama, mereka bertujuan menghasilkan semua medali dari 100 persen materi daur ulang. Kedua, materi tersebut didapat hanya dari limbah elektronik warga Jepang.

Iktikad itu mendapat sokongan dari warga Jepang. Hingga Juni 2018, toko-toko ponsel telah mengumpulkan 4,32 juta ponsel bekas dari sumbangan publik.

Kemudian pemerintah daerah menerima sekitar 34.000 ton perangkat elektronik ukuran kecil.

“Saya membawa lima ponsel usang yang sudah tidak saya gunakan,” ujar seorang perempuan lansia Jepang dalam rekaman video yang diproduksi Kementerian Luar Negeri Jepang.

“Senang rasanya menjadi bagian dari Olimpiade,” tambahnya.

Dari 35 hingga 40 ponsel, sebanyak satu gram emas bisa didulang. Jumlah tersebut merupakan seperenam dari medali emas seberat enam gram yang ditentukan Komite Olimpiade Internasional.

Perlu diketahui, logam lain yang terkandung di dalam medali emas sejatinya adalah perak. Upaya untuk mendapatkan logam-logam tersebut menarik banyak perhatian dari sejumlah kalangan. Beberapa peraih medali emas dalam Olimpiade-Olimpiade sebelumnya menyumbangkan gawai lama mereka. (kompas.com)

====

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved