6 Polisi Gadungan yang Pernah Hebohkan Publik. Dari Mencari Cinta hingga Bawa Kabur 17 Motor Ojol

6 Polisi Gadungan yang Pernah Hebohkan Publik. Dari Mencari Cinta hingga Bawa Kabur 17 Motor Ojol

Editor: Sudarwan
ilustrasi KOMPAS.com/ EDI JUNAEDI/Sripoku.com/WELLY HADINATA
6 Polisi Gadungan yang Pernah Hebohkan Publik, Dari Mencari Cinta hingga Bawa Kabur 17 Motor Ojol. 

6 Polisi Gadungan yang Pernah Hebohkan Publik. Dari Mencari Cinta hingga Bawa Kabur 17 Motor Ojol

SRIPOKU.COM - Sekilas penampakannya seperti polisi biasanya, mengenakan pet atau topi polisi, sepatu tunggang, dan menenteng sebuah handy talky (HT).

Namun ternyata seragam polisi tersebut ternyata sempat disalahgunakan orang yang tak bertanggung jawab.

Melansir dari Kompas.com, ada beberapa kejadian polisi gadungan dengan berbagai motif penipuan.

Bahkan dua di antaranya terjadi di Palembang dan ada yang baru-baru ini.

5 Fakta Polisi Gadungan Mengaku Anak Polda dan Kencani Puluhan Wanita, Ternyata Ini Motif Sebenarnya

Mengaku Anak Polda, Polisi Gadungan Ini Berhasil Kencani Puluhan Wanita

Berikut ini 5 cerita kasus polisi gadungan yang telah terungkap dan dirangkum Sripoku.com.

1. Polisi Gadungan Mencari Cinta

Asmuni Polisi gadungan saat ditanyai Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Bawono(KOMPAS.com/ Aji YK Putra)
Asmuni Polisi gadungan saat ditanyai Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Bawono(KOMPAS.com/ Aji YK Putra) ()

Cinta memang buta. Namun, cara yang dipilih Asmuni (37), warga Jalan Radial, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, Sumatera Selatan, ternyata salah.

Bukan cinta yang didapatnya tapi jeruji penjara. Asmuni membeli seragam polisi dari Pasar Cinde Palembang dengan harga Rp 500.000 pada tahun 2006.

Saat itu, Asmuni memilih seragam polisi yang berpangkat Ipda.

Asmuni yang pengangguran ingin meyakinkan kekasih hatinya yang bekerja sebagai perawat dengan mengaku berprofesi sebagai polisi.

"Saya cuma pengangguran, sementara pacar saya itu perawat. Takutnya dia tidak mau, jadi saya nyamar jadi polisi. Pacar saya tidak tahu kalau saya bukan polisi," jelas pelaku.

Kasus ini terungkap setelah jajaran Unit Pidum Satreskrim Polresta Palembang menangkap Asmuni di kediamannya terkait kasus penggelapan mobil jenis Ford Ranger Double Cabin nopol BG 4999 ER, Kamis (26/4/2018).

Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan, dari pemeriksaan, pelaku menggelapkan mobil korban atas nama M Mutaqin (35).

Pelaku mengaku sebagai perwira polisi untuk mengelabui korban, termasuk kekasihnya.

2. Polisi Gadungan Tipu Calon Polisi

Polisi menggelar keterangan pers di Mapolda NTT. Tiga polisi gadungan mengenakan pakaian tahanan Polda NTT berwarna orange, Senin (11/6/2018)(KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere)
Polisi menggelar keterangan pers di Mapolda NTT. Tiga polisi gadungan mengenakan pakaian tahanan Polda NTT berwarna orange, Senin (11/6/2018)(KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere) ()

Tiga polisi gadungan berinisial H (38), MA (30) dan S (20) dibekuk aparat Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) karena melakukan penipuan terhadap Elkana Bait (20), pemuda asal Naimata, Kota Kupang, yang hendak mendaftar sebagai polisi.

Saat itu, Elkana Bait mendapat telepon dari perwira polisi yang mengaku bernama Kompol Harum dari Mabes Polri.

Kompol Harum mengatakan bahwa Elkana masuk dalam 10 calon polisi tambahan.

Namun, Elkana harus membayar Rp 85 juta untuk biaya pengurusan.

Setelah mengirim uang yang diminta, Elkana tidak bisa lagi menghubungi telepon Kompol Harum.

Merasa tertipu, Elkana pun melaporkan kasus tersebut ke Polda NTT.

3. Polisi Gadungan Duel Dengan Polisi Sungguhan

Ilustrasi(KOMPAS.com/ EDI JUNAEDI)
Ilustrasi(KOMPAS.com/ EDI JUNAEDI) ()

Ipda Asnawi, seorang perwira polisi yang bertugas di Polresta KPPP Pelabuhan Makassar, terlibat perkelahian dengan dua pemuda yang mengaku sebagai polisi.

Perkelahian Ipda Isnawi dengan dua polisi gadungan dipicu oleh kemacetan di Jalan Barukung Utara, Makassar, karena acara hajatan salah satu warga sekitar.

Hajatan membuat Jalan Barukung harus ditutup sebagain dan mau tidak mau jalan menjadi sempit.

Saat itu, Ipda Isnawi dan pelaku sama-sama tidak saling mengalah sehingga mobil mereka terjepit di tengah jalan yang sempit.

Pertikaian pun tak terhindarkan dan berujung adu pukul.

Ipda Isnawi dan dua pelaku yang mengaku polisi segera terlibat perkelahian.

Melihat perkelahian tidak seimbang, warga segera melerai dan menghubungi aparat kepolisian.

4. Polisi Gadungan Bawa Kabur 17 Motor Ojek Online

Polisi gadungan bernama Arif Wahyu Kuncoro (20) ditangkap karena diduga melakukan penipuan dan penggelapan kepada 17 pengemudi ojek online di Surabaya.

Dalam aksinya, pelaku beraksi seolah sebagai polisi dari Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya kepada pengemudi Go-Jek dan Grab yang sedang menunggu pelanggan di pinggir jalan.

Kepada para pengemudi, pelaku mengaku sedang memburu bandar narkoba yang akan ditangkap.

Dia lalu menjanjikan imbalan Rp 500.000 kepada si pengemudi.

Kapolsek Rungkut Surbaya Kompol Esti Setija Oetami menuturkan, pelaku sudah melakukan penipuan dan penggelapan di 17 lokasi. Semua korban adalah pengemudi Go-Jek dan Grab.

"Pelaku pesan secara offline meski korbannya driver ojek online. Setiap melakukan selalu mengaku sebagai anggota polisi narkoba Polrestabes Surabaya," ungkap Esti, Jumat (27/10/2017).

5. Polisi Gadungan Tilang Pengendara, Malah Dia yang Ditangkap

Ilustrasi polisi lalu lintas(KOMPAS.com/Yohanes de Britho Neonnub)
Ilustrasi polisi lalu lintas(KOMPAS.com/Yohanes de Britho Neonnub) ()

Seorang pria bernama Joko Prinato (33), warga Loa Bakung, Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur, kerap menyamar menjadi polisi gadungan dan menilang pengendara yang melakukan pelanggaran di jalan.

Joko mengenakan seragam dinas polisi lalu lintas, lengkap dengan sepatu boot dan sabuk putih khas polisi lalu lintas.

Namun, pada Senin sore (1/5/2017), Joko tidak berkutik saat polisi dari Satlantas Polresta Samarinda memergokinya tengah asyik "menertibkan" pengendara yang tidak memakai helm.

"Maksud saya, kalau mau bayar langsung ke kantor polisi saja, bukan maksud saya minta.

Saat itu saya hanya minta tunjukan STNK saja," kata Joko saat diperiksa petugas di Polsekta Samarinda Ilir seperti dilansir dari Tribun Kaltim.

Dari hasil pemeriksaan, Joko mengaku sering beraksi di Jalan Kusuma Bangsa, jalan Agus Salim, jalan Air Putih dan jalan Juanda, Samarinda.

6. Polisi Gadungan Tipu Puluhan Wanita

Ari Septian Pratama, polisi gadungan bersama korbannya.
Ari Septian Pratama, polisi gadungan bersama korbannya. (Sripoku.com/Welly Hadinata/Facebook.com/Lisa Alvira)

Mengenakan seragam polisi perwira dengan pangkat Inspektur Dua (Ipda), Ari Septian Pratama (21), diduga telah melakukan penipuan sejumlah perempuan di wilayah Sumsel.

Namun aksi perwira polisi gadungan ini akhirnya terbongkar dan kini diamankan di Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel.

Ari dibekuk petugas Jatanras di kawasan Jalan Jenderal A Yani Kecamatan SU II Palembang, Senin (26/11/2018).
Ketika itu Ari berpura-pura berobat disalah satu rumah sakit dengan kepala diperban.

Padahal kondisi kepala Ari sama sekali tidak luka.

Ari dibekuk petugas dengan berseragam polisi pangkat Ipda yang menggunakan nama samaran Julian Saputra.

Tampak dari seragam polisi yang digunakan, Ari mengaku berdinas bagian Labfor di Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sumsel.

Petugas juga mendapatkan senjata Sofgun jenis FN yang terselip pada pinggangnya.

Bahkan saat ditanyai petugas, Arie sempat mengaku anak dari jenderal yang menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ari yang kini masih menjalani pemeriksaan petugas Jatanras, mengaku berasal dari Muara Enim dan berdomisili di Jakabaring Palembang.

Ari mengakui bari satu bulan menjadi polisi gadungan karena diperintahkan oleh seseorang melalui medsos BieTalk Bogor.

Seragam polisi dan senjata softgun, diberikan oleh orang yang menyuruhnya.

Berdasarkan pengakuannya ia baru sebulan menjadi polisi gadungan karena dibiayai seorang yang dikenal melalui Bie Talk Bigo setelah itu ia bertemu tak lama setelah itu dengan diberikan seragam dan senjata api jenis air Soft Gun.

"Saya tidak ada keuntungan yang jadi ini (polisi gadungan), tapi saya banyak kenalan perempuan dan ada yang saya janjikan untuk dinikahi. Saya pernah dikasih uang lima juta oleh orang yang menyuruh saya pakai seragam polisi ini," ujarnya. (Kompas.com/Tribun Kaltim/Sripoku.com)

====

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved