5 Tempat Paling Bersejarah di Palembang, Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak hingga Tugu Belido
Selain menjadi penghubung sungai Musi, jembatan Ampera nyatanya juga menyimpan beragam fakta unik yang jarang diketahui orang.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
5 Tempat Bersejarah di Palembang, Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak hingga Tugu Belido
SRIPOKU.COM -- Siapa yang tak tahu dengan jembatan Ampera?
Ya, Jembatan Ampera menjadi salah satu lambang kota yang terkenal di Palembang.
Dari atas jembatan ini, Anda bisa melihat keindahan Kota Palembang.
Selain menjadi penghubung sungai Musi, jembatan Ampera nyatanya juga menyimpan beragam fakta unik yang jarang diketahui orang.
Salah satunya adalah tentang Jembatan Ampera yang dibangun pada tahun 1962, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV.
Di bawahnya terbentang Sungai Musi dengan beragam aktivitas baik di permukaannya maupun di bagian tepinya.
Musi adalah sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang mencapai 750 Km.
Baca: 5 Tempat Makan Pempek Asli Palembang yang Paling Murah, Terkenal dan Rekomendasi
Baca: Resep - Cara Membuat Pempek Asli Palembang, Lengkap dengan Cuko, Mudah dan Praktis
Baca: Promo Film 3 Dara 2, Ovi Dian Ungkap Sikap Asli Tora Sudiro, Mellow hingga Mirip Pempek Kapal Selam

Jembatan Ampera yang berdiri kokoh saat ini dijadikan tempat ajang berswafoto yang pas untuk kaum millenial dan umum.
Para pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang sungai Musi dan jam analog sambil bersantai menikmati pemandangan dengan duduk di kursi.
Bukan hanya untuk berfoto ria saja, kini masyarakat umum yang mengabadikan momen panorama Ampera bisa langsung diposting ke media sosial, pasalnya jembatan berwarna merah itu sudah dilengkapi fasilitas Wifi tanpa password.
Perlu diketahui, Renovasi jembatan Ampera dengan ditambah pedestrian menelan dana sekitar Rp 17 Miliar dengan dimulai dari perbaikan plat lantai jembatan Ampera yang mengalami retak sekitar 6.000 titik, pengecetan, jam analog, kursi sebanyak 60 buah, CCTV, pagar tiang pembatas dan lainnya.
Selain Ampera, Sripoku.com juga akan membahas beberapa tempat tujuan destinasi lainnya yang cocok untuk menjadi pilihan rekreasi keluarga.
Benteng Kuto Besak
Tak jauh dari Jembatan Ampera, ada sebuah benteng yang tak kalah terkenal, yakni Benteng Kuto Besak (BKB) peninggalan zaman penjajahan.
Benteng ini kini menjelma sebagai salah satu ikon kebanggaan masyarakat Palembang.
BKB merupakan saksi perjuangan melawan para penjajah.
Dari kawasan benteng ini, pengunjung dapat melihat banyak kapal kecil berlayar di Sungai Musi.
Belakangan, BKB menjadi salah satu pusat rekreasi bagi masyarakat Palembang dan pendatang.
Menjelang sore hingga tengah malam, kawasan BKB akan ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati malam penuh warna warni.

Baca: Isak Tangis Sambut Jenazah Rapi Korban Lion Air JT610 di Linggau
Baca: Tiba di Rumah Duka, Pelayat Membludak Datangi Rumah Rapi Andrian, Orangtua Sempat Pingsan
Baca: BREAKING NEWS: Terjadi Kecelakaan Avanza vs Fuso di Desa Mainan KM 20 Banyuasin
Tugu Belido
Tak hanya itu saja, saat ini di pelataran Benteng Kuto Besak juga ada sebuah spot terbaru yang disebut dengan nama Tugu Belido.
Dikutip dari Sripoku.com, Tugu Belido Bukit Asam ini memiliki tinggi 9 meter, dengan panjang patung ikan mencapai 12 meter dan tinggi sekitar 6 meter.
Patung ikan yang terbuat dari tembaga dengan tebal 1,2 mm dan dilapisi perak ini memiliki berat mencapai 3 ton.
Pemilihan BKB sebagai tempat dibangunnya Tugu Belido ini karena tampat ini menjadi salah satu pusat keramaian yang diminati oleh masyarakat, wisatawan serta tempat diselenggarakannya berbagai kegiatan.

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II)
Selain benteng Kuto Besak dan Tugu Belido, Anda juga bisa melihat 556 koleksi sejarah peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II).
Anda bisa melihat benda bersejarah berupa arkeologi, etnografi, biologi, keramik, senirupa dan numismatik.
Nama Sultan Mahmud Badaruddin II ditetapkan sebagai nama sebuah museum untuk mengenang jasanya bagi kota Palembang.
Museum SMB II menyimpan koleksi mulai dari perlengkapan senjata, uang lama, makanan khas, sampai adat istiadat pernikahan orang Palembang.
Diperlihatkan juga kamar pengantin adat Palembang hingga perlengkapan khitan anak.
Anda bisa melihat potret kota Palembang jaman dahulu.
Wisatawan yang berkunjung ke museum ini sekaligus bisa memperkaya pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia.

Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat)
Bangunan Monpera berdiri kokoh di pinggir Jalan Merdeka, persis di samping Mesjid Agung.
Ciri khasnya ada enam cagak (tiang) beton yang kokoh bertautan tiga-tiga di bagian samping kiri dan kanannya.
Tak hanya itu, terpampang pula relief yang menggambarkan suasana pertempuran lima hari lima malam di kota Palembang melawan penjajah Belanda.
Peletakan Batu Pertamanya dan pemancangan tiang bangunan pada tanggal 17 Agustus 1975 dan diresmikan pada tanggal 23 Februari 1988 oleh Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwira Negara.
Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima.
Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan.
Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”.
Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur.
Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Didalam Museum ini kita dapat melihat berbagai jenis senjata yang dipergunakan dalam pertempuran tersebut termasuk berbagai dokumen perang dan benda-benda bersejarah lainnya.

=====