Advertorial
Panen Jagung dengan Alsintan di Desa Mitra SMK PP Negeri Sembawa
Sebanyak 59 siswa SMK PP Negeri Sembawa melaksanakan panen Jagung di lahan kelompok tani Sumber Jaya menggunakan alat combine harvester.
SRIPOKU.COM, BANYUASIN -- Pengembangan Desa Mitra menjadi salah satu program SMK PP Negeri Sembawa yang bertujuan untuk mewujudkan regenerasi petani.
Setidaknya ada lima kelompok tani binaan yang dalam program tersebut, salah satunya adalah kelompok tani Sumber Jaya di Desa Banyu Urip Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin.
Bersama kelompok tani Sumber Jaya di Desa Banyu Urip, SMK PP Negeri Sembawa melakukan budidaya tanaman jagung varietas BISI 18 yang dilaksanakan setelah panen padi.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Ir Mattobi’i MP mengatakan jika Desa Banyu Urip adalah daerah pasang surut sehingga memungkinkan untuk melakukan budidaya tanaman jagung pada musim kemarau.
“Setiap anggota kelompok tani rata-rata memiliki luas lahan 2 hektare pada budidaya jagung, kegiatan budidaya dimulai pada Juni 2018. Proses yang dilakukan diantaranya penyiapan lahan, penanaman benih jagung, pemupukan, pemeliharaan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, panen dan pasca panen,” kata Mattobi’i.
Menurut Mattobi’i sebagai tindak lanjut kerjasama Desa Mitra Kamis (30/8/2018) kemarin dari pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB dilaksanakan praktik siswa SMK PP Negeri Sembawa.

Sebanyak 59 siswa melaksanakan panen Jagung di lahan kelompok tani Sumber Jaya menggunakan alat combine harvester.
Diantaranya 29 siswa kelas XI APHP dan 30 siswa kelas XI ATPH 2.
Pihak sekolah sengaja mengajak siswa untuk panen jagung, bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa tentang budidaya tanaman jagung dan membandingkan pengetahuan yang didapat di sekolah pada dunia nyata.
Modernisasi pertanian berupa penggunaan alat-alat mesin pertanian di era sekarang sudah tidak terelakan lagi.
Selain bertujuan untuk melakukan efisiensi dalam pembiayaan usaha tani, juga sebagai jawaban atas kelangkaan tenaga kerja pertanian.
“Penggunaan alat ini merupakan upaya menekan susut hasil (losses), mempertahankan kualitas hasil serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing yang akhirnya akan meningkatan pendapatan petani, sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan,” tegas Mattobi’i.

Ketua Pelaksana Pengembangan Desa Mitra Dr Zulkipli MSi menjelaskan, anak muda tidak mau jadi petani salah satunya penyebabnya adalah pertanian masih terkesan kumuh dan tradisional atau konvesional maka dengan adanya penggunaan teknologi mesin panen.
Hal itu dapat menimbulkan kesan pertanian modren yang akan menarik minat generasi muda dibidang pertanian.
Disamping itu para siswa menyaksikan bahwa petani jagung dan padi di Tanjung Lago bisa sejahtera dan sukses.