Inilah Gedung-Gedung Bersejarah di Indonesia Karya Arsitek Belanda Yang Tak Lekang Oleh Zaman
Kekuatan hasil karya Schoemaker terletak pada kemampuannya dalam menyesuaikan bangunan Belanda dengan kondisi iklim tropis Nusantara.
Villa Isola bahkan memiliki atap mendatar yang menabrak kebiasaan bentuk atap kerucut di bangunan.
Atap mengerucut ini merupakan solusi panasnya hawa di daerah tropis.
Uniknya, perbedaan tinggi lahan membuat bangunan ini memiliki perbedan jumlah lantai, jika dilihat dari sisi yang berlawanan.
Dari sisi utara, Villa Isola terlihat memiliki tiga lantai.
Sedangkan jika dilihat dari sisi selatan, bangunan ini terdiri dari empat lantai.
Observatorium Bosccha

Dibangun pada tahun 1925 hingga 1927, bangunan ini mengedepankan gaya art deco.
Gaya ini dipengaruhi oleh rancangan arsitek Frank Lloyd Wright.
Gedung ini juga merupakan salah satu observatorium tertua di Indonesia.
Kini Observatorium Bosscha berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, serta menjadi pusat penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia.
Gedung Merdeka
Bangunan ini merupakan salah satu tempat bersejarah di Indonesia, karena menjadi saksi diselengarakannya Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
Bersama dengan Van Galen Last, Schoemaker merancang bangunan ini dengan gaya art deco.
Gedung yang dibangun pada tahun 1926 ini sebelumnya bernama Societeit Concordia, dan menjadi tempat berkumpulnya orang-orang terkemuka.