Saraf Kejepit, Berikut Kondisi yang Menyebabkan, Gejala dan Cara Mengatasinya
Kondisi ini bisa terjadi di setiap bagian tubuh dan menyebabkan rasa sakit, kesemutan, dan lemah fisik.
SRIPOKU.COM-- Berbicara masalah pada saraf tubuh, tentu Anda pernah mendengar keluhan saraf kejepit.
Saraf kejepit atau terjepit merupakan kondisi di mana saraf mendapat tekanan lebih di sekitar jaringannya.
Kondisi ini bisa terjadi di setiap bagian tubuh dan menyebabkan rasa sakit, kesemutan, dan lemah fisik.
Gangguan ini bisa muncul karena kebiasaan seseorang yang sering membuat sarafnya tertekan.
Misalnya gerakan yang dilakukan secara berulan-ulang atau jangka waktu lama.
Sebut saja saat menekuk siku saat tidur atau kebiasaan menyilangkan kaki.
Baca: 4 Tipe Ponsel Android Berikut ini Sebaiknya Jangan Anda Beli pada tahun 2018, Ini Alasannya

Melansir dari Hellosehat, terdapat kondisi-kondisi lain yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf.
Beberapa di antaranya adalah terluka, postur tubuh yang tidak baik, reumatik, stres dari pekerjaan berulang-ulang, hingga berat badan berlebih yang bisa menekan saraf.
Sementara itu, melansir dari alodokter, ada pula beberapa kondisi kesehatan yang dapat “menjepit” saraf.
Pertama adalah herniasi diskus, suatu kondisi di mana bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya.
Baca: Tertutup Salju Ribuan Tahun, Setelah Meleleh Ditemukan Gunung Pelangi di Peru
Kondisi kesehatan selanjutnya adalah arthritis atau peradangan pada sendi.
Adanya penyempitan yang tidak normal atau stenosis pada tulang belakang juga bisa menjepit saraf.
Terakhir adalah sindrom lorong karpal (carpal tunnel syndrome) dapat menyebabkan saraf kejepit di pergelangan tangan.
Kondisi ini menimbulkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan pada telapak tangan dan jari-jari tangan.

Ada beberapa jenis orang yang rentan terkena saraf kejepit.
Mereka adalah wanita, pekerja yang melakukan pekerjaan berulang, pemilik berat badan berlebih.
Selain itu, penderita penyakit terkait kelenjar tiroid juga rentan terkena saraf kejepit.
Kembali melansir dari Hellosehat, berikut beberapa gejala saraf kejepit.
-- Mati rasa, kebas, atau penurunan sensasi untuk ‘merasa’ di daerah yang banyak sarafnya. Misalnya nyeri di leher atau punggung bagian bawah
-- Adanya sensasi sakit atau nyeri seperti terbakar yang menjalar ke luar
-- Kesemutan
--Lemahnya otot pada bagian yang diduga mengalami saraf kejepit
-- Sering merasa kaki dan tangan tidak merasakan apa-apa
-- Rasa seperti ditusuk-tusuk jarum.
Lantas, bagaimana cara menyembuhkan saraf kejepit?
Banyak yang beranggapan bahwa keluhan ini hanya bisa diatasi dengan operasi.
Tenang, masih ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum memutuskan untuk operasi.
Berikut caranya:
1. Minum obat pereda nyeri
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1458699/original/073267000_1483459085-Obat-Pereda-Nyeri-dapat-Menyebabkan-Bahaya.jpg)
Menurut Hellosehat, untuk menghilangkan rasa nyeri karena saraf kejepit bisa mengonsumsi beberapa obat, yakni obat anti-inflamasi non steroid (OAINS).
Obat yang bisa Anda konsumsi antara lain ibuprofen dan naproxen, yang dapat membantu mengatasi peradangan atau rasa nyeri yang ditimbulkan oleh saraf yang terjepit tersebut.
Obat anti-inflamasi lainnya bisa muncul seperti obat kortikosteroid.
Obat ini, punya manfaat untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi.
2. Istirahat

Ketika mencari obat saraf kejepit, biasanya dokter akan menganjurkan Anda untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan atau memperparah nyeri saraf.
3. Terapi Fisik

Seorang terapis fisik dapat mengajarkan latihan yang memperkuat dan meregangkan otot di area yang terkena dampak untuk mengurangi tekanan pada saraf.
Langkah terakhir bila keluhan saraf kejepit tidak membaik dalam beberapa minggu, dokter bisa saja merekomendasikan untuk operasi guna menekan saraf.
Jenis operasi yang dilakukan juga tidak selalu sama, tergantung lokasi saraf terjepit.
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul :
Jangan Sepelekan Saraf Kejepit, Berikut Gejala dan Cara Mengatasinya