8 Fakta Terbaru Gempa di Lombok dari Lokasi Terparah Hingga Tanggap Darurat

Suasana Lombok masih berduka karena diguncang gempa. Hingga kini proses evakuasi masih terus berlangsung, karena beberapa kali terjadi gempa susulan.

Editor: Bejoroy
ANTARA/AHMAD SUBAIDI
Pengendara sepeda motor melintas dekat rumah yang roboh pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8). 

SRIPOKU.COM - Suasana Lombok masih berduka karena diguncang gempa.

Pada Minggu (5/8/2018) pada pukul 18.46 WIB tercatat gempa dengan kekuatan 7 magnitudo mengguncang Lombok Utara.

Berita Lainnya:
7 Kisah Mengharukan Gempa di Lombok, Bayi Lahir, Serangan Jantung hingga Satu Keluarga Meninggal

Dilansir dari Kompas, Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) mencatat jika korban meninggal karena tertimpa bangunan roboh.

Hingga kini proses evakuasi masih terus berlangsung, karena beberapa kali terjadi gempa susulan.

Tempat pengungsian dibangun dengan tenda darurat dan berbagai fasilitas umum yang layak ditempati.

Sebelum gempa 7 magnitudo, pada 29 Juli 2018 juga terjadi gempa dengan kekuatan 6,4 magnitudo mengguncang Lombok Utara.

Setelah itu juga masih ada gempa-gempa lainnya yang menyusul dua gempa ini.

Berikut 8 fakta menarik yang dilansir TribunStyle.com dari berbagai sumber.

1. Warga Masih Terjebak di Reruntuhan Masjid
Gempa terjadi ketika waktu salat Isya di Lombok, hal ini membuat beberapa warga yang sedang melakukan ibadah di masjid yang berlokasi di di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Hingga kemarin (6/8/2018) ada dua korban yang ditemukan tewas dan berhasil dikeluarkan.

Ada dugaan masih ada warga yang terjebak reruntuhan masjid, hingga alat berat dikerahkan.

Namun hingga kini belum ada kepastian jumlah korban yang tertimpa reruntuhan bangunan masjid.

2. Update terakhir, 98 korban tewas dan 236 korban luka
Dilansir dari Kompas.com Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Senin sore, korban meninggal dunia pascagempa di Lombok mencapai 98 orang.

Selain korban meninggal, ada 236 korban mengalami luka-luka.

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Korban selamat mengungsi di beberapa titik pengungsian, tercatat 20.000 warga yang masih mengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memastikan bahwa semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia dan belum ada laporan wisatawan asing yang menjadi korban akibat gempa.

3. Lombok Utara Mengalami Kerusakan Terparah
Lombok Utara mengalami kerusakan terparah karena merupakan posisi terdekat dengan pusat gempa.

Rumah-rumah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur yang sebelumnya hanya rusak ringan karena diguncang gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018 lalu menjadi rusak berat akibat guncangan gempa bermagnitudo 7 pada hari Minggu.

Bahkan beberapa warga mengalami trauma akibat goncangan gempa ini.

Banyak yang enggan kembali ke rumah meski rumahnya tidak rusak, dan memilih mengungsi.

4. Sekolah Diliburkan
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi meliburkan semua sekolah di Pulau Lombok.

Sekolah diliburkan mulai Senin (6/8/2018) hingga waktu yang belum ditentukan kapan akan kegiatan belajar kembali normal.

Selain itu, TGB juga menginstruksikan agar tenaga kesehatan tetap masuk bekerja memberi pelayanan medis yang maksimal untuk korban gempa.

5. Tanggap darurat hingga 11 Agustus 2018
Masa tanggap darurat masih akan berlangsung hingga 11 Agustus 2018.

Hal ini juga dilakukan karena masih banyaknya gempa susulan dari dua gempa sebelumnya yang berkekuatan 6,4 dan 7 magnitudo.

Gubernur TGB mengaku masih terus mengumpulkan informasi, khususnya terkait keadaan di Lombok Utara.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan menggunakan sumber informasi terpercaya resmi dari BMKG, BNPB, pemerintah daerah, kepolisian dan pihak berwenang lainnya.

6. Hoaks, isu tsunami di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno
Dilansir dari Kompas.com BNPB juga memastikan bahwa informasi akan terjadi tsunami di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, adalah tidak benar.

Isu tersebut beredar pasca-gempa bermagnitudo 7 di Lombok.

Akibat isu hoaks itu, ribuan wisatawan, pemilik, pengelola dan karyawan resort meminta dievakuasi keluar dari kawasan Gili.

"Jadi isu itu adalah tidak benar atau hoaks. Dalam hal ini baik turis yang ada di tiga Gili maupun di Lombok tidak ada kewajiban untuk keluar dari wilayah lombok dan tiga Gili. Kondisinya aman," ujar Sutopo.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami steelah gemap dengan kekuatan 7 magnitudo mengguncang Lombok Utara.

Akhirnya peringatan akan terjadinya tsunami dicabut sekitar dua jam setelahnya.

7. Konferensi Internasional Anti-terorisme Batal Digelar
Acara pertemuan Indonesia-Australia Ministerial Council Meeting (MCM) on Law and Security dan Sub Regional Meeting On Counter Terrorisme (SRM ON CT) di Lombok, Nusa Tenggara Barat ( NTB), akhirnya ditunda sampai waktu yang belum ditetapkan setelah gempa melanda Lombok, Minggu.

Menko Polhukam Wiranto mempersilakan delegasi dari negara peserta untuk pulang ke negara masing-masing.

Wiranto juga menegaskan bahwa semua delegasi dalam kondisi selamat.

Saat gempa terjadi, para delegasi yang sedang mengikuti acara makan malam di Hotel Astoria, Lombok, turun melalui tangga darurat.

8. Gempa Susulan
Gempa susulan masih terjadi BMKG melaporkan, gempa susulan masih terjadi pasca-gempa bermagnitudo 7 di Lombok, NTB.

Hingga pukul 23.00 Wita (6/7/2018), tercatat ada sebanyak 199 gempa bumi susulan.

BMKG juga melaporkan bahwa gempa bumi bermagnitudo 5,6 sempat terjadi di Sumbawa Selatan pada Senin ( 6/7/2018) sekitar pukul 19.06 WIB.
(TribunStyle.com/Asytari Fauziah)

Penulis: Asytari Fauziah
Sumber: TribunStyle.com

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs http://style.tribunnews.com/ dengan Judul:
Lombok Diguncang Gempa, Ini 8 Fakta Terbaru dari Lokasi Terparah Hingga Tanggap Darurat

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved