Cerita Sjafrie, Ajudan yang Lindungi Soeharto Tanpa Rompi Anti Peluru, Hanya Bermodal Jas dan Kopiah
Cerita Sjafrie, Ajudan yang Lindungi Soeharto Tanpa Rompi Anti Peluru, Hanya Bermodal Jas dan Kopiah
Akhirnya, Sjafrie pun sengaja duduk di kursi yang terletak di depan Soeharto, sambil memegang rompi dan helm.
Sjafrie melakukan hal itu agar Soeharto meminta kedua benda itu, dan bersedia mengenakannya.
Namun, harapan Sjafrie justru pupus.
Bukannya mengenakannya, Soeharto justru melakukan sebaliknya.
"Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini ya,! Nanti helmnya masukkan ke (museum) Purna Bhakti," ucap Soeharto saat itu.
Tidak hanya itu, Soeharto juga meminta agar Sjafrie saja yang memegang rompi itu.
"Eh, Sjafrie.Itu, rompi itu cangking (bawa) saja. Kamu cangking saja," ujar Soeharto.
Mendapatkan permintaan dari Soeharto seperti itu Sjafrie hanya bisa pasrah, dan menaatinya.
"Siap, Pak!" ucap Sjafrie yang mengerti maksud Soeharto.
Tepatnya, dia mengerti betul Soeharto tidak akan mau menggunakan rompi antipeluru.
Padahal, saat itu semua rombongan sudah memakai rompi antipeluru yang cukup tebal, dan memiliki berat 12 kilogram.
"Saya juga, rompi saya taruh di jas, terus ditutup dengan overcoat sehingga tidak kelihatan," kata Sjafrie.
Meski demikian, Sjafire tidak kehilangan akal untuk bisa melindungi Soeharto.
Dia pun ikut mengenakan jas dan kopiah sepreti yang dikenakan Soeharto.
Saat itu, dia meminjam kopiah tersebut dari seorang wartawan yang ikut dalam rombongan tersebut.