Reaksi Komnas Perlindungan Anak, Begini Pembelaannya Untuk Waode Sofia
Banyak reaksi masyarakat yang mengecam tindakan para juri, tidak hanya kalangan netizen, para artis
Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma
SRIPOKU.COM - Viralnya video pengusiran yang dilakukan Iis Dahlia di acara Audisi Peserta KDI 2018 ternyata kian menjadi bola panas.
Besarnya reaksi warganet yang ditimbulkan nyatanya mengundang tanggapan dari Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi DKI Jakarta, Puji Hartoyo.
Sebelumnya diberitakan bahwa peserta audisi KDI, Waode Sofia asal Bau-bau dikritik dewan juri karena tak berdandan seperti peserta lain.
Waode yang tak mengenakan make-up dan gaun tak layak mengikuti audisi.
Baca: Tak Terekspose, Ternyata Host MTMA Ini Sempat Pacari Putri Marino, Begini Doanya Untuk Sang Mantan

Kritikan pedas itu pertama kali dilontarkan oleh Iis Dahlia.
"Tadi kamu di luar ketemu temen-temnu nggak? Pakai beda nggak? Pakai lisptik nggak? Pakai baju yang bener nggak?" tegas Iis.
Cuplikan video audisi itu kemudian menjadi viral di media sosial.
Baca: Sampai Tak Direstui Sang Ibu, Ini 7 Fakta Pernikahan Eza Gionino dan Meiza Aulia, Lihat Mas Kawinnya
Baca: Curiga Raffi Ahmad Kerap Mojok Saat Break Syuting, Ruben Onsu Pergoki Suami Nagita Lakukan Ini
Netizen yang menyayangkan sikap Iis lalu ramai-ramai memberikan kritik kepada Iis melalui akun Instagram-nya.
Hal ini pun menuai beragam reaksi pula dari berbagai pihak.
Tanggapan Komnas Perlindungan Anak
Banyak reaksi masyarakat yang mengecam tindakan para juri, tidak hanya kalangan netizen, para artis jebolan ajang pencarian bakat juga ikut berkomentar.
Seperti yang dilansir melalui laman tribunnews.com (21/7/2018) bahkan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yaitu Arist Merdeka Sirait sampai ikut bersuara atas tindakan para juri KDI tersebut.
Beliau begitu menyayangkan perlakuan para juri kepada seorang peserta yang masih berusia 16 tahun tapi di paksa untuk berdandan.

"Dalam perspektif perlindungan anak, itu adalah merendahkan martabat.
Karena dipaksakan seolah olah harus berpenampilan sesuai dengan kebutuhan dari audensi atau pemirsa dan juri itu sendiri.