Putri Denada Terkena Leukimia, Hati-hati Ini Gejala dan Penyebab Bisa Kena Penyakit Mematikan Ini
Putri denada Shakira Aurum terkena penyakit Leukimia, sang putri tengah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM - Penyanyi cantik Denada saat ini sedang ditimpa musibah, putrinya Shakira Aurum divonis menderita Leukimia.
Melalui acara Rumpi, Denada mengaku sang putri tengah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura, Senin (16/7/2018).
Putri semata wayangnya, Shakira Aurum, didiagnosa terkena Leukimia.
Selama 1,5 bulan, Shakira mendapat pengobatan eksklusif.
Hingga saat ini, Denada belum memberitahu Shakira tentang penyakit yang diderita sang buah hati.

"Terus terang dia sampai sekarang nggak tahu sakitnya apa,"ungkap Denada.
Menceritakan penyakit sang putri, membuat Denada meneteskan air mata.
Denada bercerita tentang sang putri menghadapi serangkaian perawatan.
Selama dirawat, Shakira mendapat banyak suntikan jarum.
Baca: Reuni Prematur! Cristiano Ronaldo Bakal Tantang Real Madrid di Ajang Pramusim, Tapi Ini Syaratnya
Melihat kondisi Shakira Aurum, orangtua harus ektra waspada dan mengenal apa itu Leukimia, bagaimana gejalanya dan apa penyebabnya.
Dilansir Sripoku.com dari docdoc.com, secara umum Leukemia adalah kanker sel darah yang memburuk.
Pasien yang menderita penyakit ini akan memproduksi sel darah putih yang belum matang dalam jumlah besar, sehingga mencegah sel darah untuk melakukan tugas mereka.
Kondisi ini dapat menimpa anak-anak dan orang dewasa.
Baca: Putrinya Terkena Leukimia, Tangis Denada Pecah Ceritakan Perawatan yang Didapat Shakira Aurum
Penyebab Kanker Darah (Leukemia)
Seperti kanker pada umumya penyebab pasti kanker darah belum diketahui.
Satu yang pasti adalah bagaimana kondisi ini berkembang, tubuh memproduksi sel darah yang berbeda-beda dari sumsum tulang, bagian lembut dari tulang.
Sel darah merah bertanggungjawab untuk mengalirkan oksigen ke sel-sel lainnya, sementara sel darah putih bertindak sebagai prajurit yang menjaga lapisan pertahanan tubuh dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Akan tetapi, sel harus mati dalam proses yang disebut apoptosis.
Baca: Lakukan Pengrusakan Fasilitas, Warga yang Bunuh Ratusan Buaya di Papua Terancam Jadi Tersangka
Sel kanker darah tidak melalui tahapan ini, sehingga jumlah sel darah putih dalam darah semakin menumpuk.
Pada jangka panjang, mereka dapat menyebabkan banyak sekali penyakit serius termasuk kekurangan sel darah merah atau anemia.

Terdapat empat jenis utama kanker darah:
Leukemia Mieloid Akut – Ini merupakan jenis kanker darah yang paling cepat berkembang.
Jenis kanker ini ditandai dengan produksi sel yang tidak berkembang menjadi sel darah putih. Jenis ini terbagi ke dalam delapan sub-jenis berdasarkan sumber kondisinya.
Baca: CATAT! Ini Waktu Terbaik Menyaksikan Gerhana Bulan Total, 28 Juli 2018. Ini 5 Kejutannya
Leukemia Limfositik Akut (ALL) – Jenis kanker darah ini seringkali terjadi pada kelompok usia tertentu: pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun dan orang dewasa berusia di atas 45 tahun.
Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama anak laki-laki.
Pada jenis ini, sel yang belum matang terkumpul dari sumsum, mengalir melalui aliran darah, dan disebarkan ke beberapa bagian tubuh termasuk otak dan hati.
Karena sel tersebut dapat membelah diri dan menyebar kemana-mana, kasus yang diderita pasien dapat bertambah parah dengan cepat.
Para pasien yang menderita ALL juga seringkali memiliki lebih banyak sel B, yang berarti mereka dapat melawan infeksi, namun tidak membunuh bakteri.
Leukemia Mieloid Kronis – Kanker jenis ini cukup unik karena hanya jenis ini yang memiliki hubungan dengan gen cacat yang disebut ABL dan BCR, yang disebabkan oleh masalah pada kromosom Ph.
Leukemia Limfositik Kronis – Memiliki karakter seperti ALL, namun kanker jenis ini berkembang dengan lebih lambat, bahkan hingga bertahun-tahun.
Karena kanker darah kronis (berkepanjangan) memerlukan waktu untuk dapat berkembang, tidak menutup kemungkinan bila jenis ini dapat berubah menjadi akut (tiba-tiba).
Para pasien sangat dianjurkan untuk mengawasi perkembangannya dan menjalani perawatan yang diperlukan untuk meningkatkan prognosa mereka.
Baca: Dikenal Tajir dengan Gaya Hidup Mewah, Ini 4 Celana Syahrini yang Harganya Dibawah 1 Juta
Kanker darah juga sering dihubungkan dengan berbagai faktor resiko termasuk kelainan genetis, kelainan darah, dan paparan senyawa kimia terutama bensol.
Mereka yang pernah mendapat pengobatan bagi jenis kanker lainnya juga beresiko untuk terkena kanker darah setelahnya.
Kebiasaan merokok sering dihubungkan dengan meningkatnya resiko terkena leukemia mielogenus akut.
Riwayat keluarga juga dapat menyebabkan kondisi tersebut, namun presentasenya tidak begitu tinggi.
Baca: Putrinya Terkena Leukimia, Tangis Denada Pecah Ceritakan Perawatan yang Didapat Shakira Aurum
Gejala
Hilangnya berat badan tanpa alasan
Berkurangnya selera makan
Keletihan
Berkeringat saat malam hari
Infeksi yang terjadi beberapa kali
Pembengkakan kelenjar getah bening
Demam
Kekurangan sel darah merah atau Anemia
Memar
Nyeri tulang atau sendi
Pembengkakan hati atau limpa
merah atau ungu pada kulit
Baca: Laga Mitra Kukar Kontra Sriwijaya FC Akhirnya Diundur, Menjadi Rabu Tanggal 18 Juli
Jika Divonis Kanker, Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Anda didiagnosa menderita kanker darah, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menemui dokter.
Dokter Anda akan memulai pemeriksaan dengan melakukan tes darah untuk menghitung jumlah darah dan mendeteksi infeksi, apakah disebabkan oleh virus atau bakteri.
Dokter juga akan memeriksa apakah Anda mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan memar.
Informasi lain seperti riwayat keluarga dan kesehatan, gaya hidup, pekerjaan, dan gejala juga dapat diperoleh selama konsultasi.
Jika hasil hitung darah tergolong tinggi, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani penarikan (aspirasi) sumsum tulang, sejenis pengambilan contoh jaringan (biopsi), untuk memastikan kehadiran penyakit dan mengenali sub-jenisnya.
Para penderita kanker darah kemudian akan dirujuk untuk menemui seorang ahli kanker (onkolog) untuk pemeriksaan dan pengobatan lanjutan.
Sementara itu, anak-anak dirujuk untuk menemui onkolog untuk anak-anak.
Pengobatan yang diberikan tergantung pada beberapa faktor seperti jenis kanker darah, hasil perawatan, usia, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Baca: Beredar Foto Manohara Kenakan Pakaian Adat Palembang, Netter Heboh Memuji & Sebut Mirip Almarhum Ini
Sebuah rencana perawatan biasanya melibatkan kemoterapi untuk menghancurkan sel jahat, terutama jika sel tersebut telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Sel induk dan pencangkokan sumsum tulang juga dapat disarankan untuk meningkatkan peluang penghilangan sel kanker darah dan membuat tubuh dapat memproduksi sel yang baru dan sehat.
Namun, tindakan ini tidak disarankan untuk semua orang.
Biasanya tindakan ini ditujukan bagi mereka yang berusia di atas 55 tahun.
Sebagai tambahan, sang donor harus cocok dengan pasien. Calon ideal bagi pendonor adalah anggota keluarga terdekat.
Jika tidak ada anggota keluarga yang memiliki sumsum tulang yang cocok, maka pasien dapat membuka pendaftaran bagi yang berminat.
Pencangkokan sumsum tulang atau sel induk yang sukses tidak menjamin pasien aman dari komplikasi.
Beberapa pasien dapat menderita penyakit pendatang-melawan-tuan rumah, dimana tubuh pasien menyerang sel yang baru dicangkok ke tubuh mereka.
Baca: Dulu Susah Cuma Pembantu Artis, Kini Jadi Artis Beneran! No 4 Lebih Terkenal dari Majikannya
Beberapa pasien juga mengalami kondisi dimana kanker darah muncul kembali setelah pencangkokan dilakukan.
Pembedahan juga merupakan salah satu pilihan terutama jika organ yang membengkak telah rusak.
Jika pasien sudah melalui aturan perawatan baku namun tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, maka ia dapat mendaftar untuk mengikuti uji coba klinis.
Para pasien juga memerlukan dukungan spiritual, emosional, dan psikologis.
Mereka disarankan untuk bergabung dengan kelompok pendukung.
(Sripoku.com/Candra)