Pengakuan Kapten Kapal Feri KMP II Tinggalkan Korban Minta Tolong di Danau Toba, Terungkap 3 Fakta!
Pengakuan Kapten Kapal Feri KMP II Tinggalkan Korban Minta Tolong di Danau Toba, Terungkap 3 Fakta!
"Yang pertama akan di jadikan tersangka tentu Nakhoda, karena Manifest, life jaket tidak ada. Apalagi kebetulan pemiliknya Nakhoda itu sendiri, tentu dia bisa jadi tersangka," kata Tito.
Saat ini kata Kapolri, nakhoda telah diamankan di Polres Samosir dalam rangka penyelidikan.
Kapolri sempat bertanya kepada Kapolres Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan, "apakah Nakhoda ikut dalam rombongan kapal tersebut saat kejadian? Marudut mengatakan, bahwa nahkoda ikut saat kejadian.
"Nakhoda ikut dalam penyebrangan dan selamat dan ia termasuk dalam 18 korban yang selamat," ucap Marudut.
Tentu jawaban Kapolres Simalungun ini sangat bertolak belakang dengan keterangan yang Marudut berikan di saat sebelumnya, bahwa dia mengatakan, nakhoda tidak ada dalam KM Sinar Bangun saat kejadian, melainkan di darat. Padahal sudah jelas, dari data 18 korban yang selamat di lapangan, tidak ada satupun nama nakhoda Poltak Tua Sagala dalam daftar nama korban selamat.
3. Instruksi Panglima TNI dan Kapolri
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian turun langsung untuk melihat kondisi terkini di Danau Toba, Kamis (21/6/2018).
Tiba di lokasi, kedua Jenderal bintang empat ini langsung memberikan instruksi kepada jajarannya.
Berikut instruksi kedua jenderal tersebut:
1. Kepolisian akan mencari tahu terlebih dahulu, berapa orang yang hilang karena data belum valid. Untuk mengetahui jumlah penumpang yang masuk ke pelabuhan, maka bisa dilihat dari tag, karena setiap orang diduga dipungut biaya Rp 1.000,- per orang. Dari sini akan dicari tahu berapa jumlah uang yang didapatkan dan sesuai keterangan dari korban selamat. Sehingga bisa diyakinkan jumlah korban berapa, sehingga tidak simpang siur. Karena permasalahannya kapal ini tidak dilengkapi dengan manifest
2. Basarnas akan terus melakukan pencarian, dengan berpedoman pada jumlah korban hilang yang terdata sementara, karena pencarian sudah dilakukan dipermukaan dengan SOP yang dimiliki Basarnas.
3. Akan menyiapkan beberapa unit alat canggih lagi yang akan di perbantukan. Karena untuk menentukan di mana titik kapal berada dari permukaan, hal itu memerlukan alat canggih yang didatangkan dari Jakarta sore hari ini. "Kita akan datangkan Multibeam Side Scan Sonar, yaitu alat yang mampu mendeteksi 500-600 Meter didalam air milik Angkatan Laut," kata Hadi di di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kamis (21/6/2018).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto|Tribun-Medan.com/Dimaz.
4. Setelah letak kapal bisa ditentukan, akan dilanjutkan dengan melakukan teknik mengambil korban. Entah menggunakan jangkar atau dengan teknik yang lain.