Jasadnya Ditolak, Ini Kisah Puji Kuswati, Ibu Rayu Anak Ikut Bom Bunuh Diri, Pernah S2 di Australia

Jasadnya Ditolak, Ini Kisah Puji Kuswati, Ibu Rayu Anak Ikut Bom Bunuh Diri, Pernah S2 di Australia

Editor: Fadhila Rahma
dokumentasi Polda Jatim
Foto Keluarga terduga pelaku bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya; Ayah, ibu, dua anak laki-laki dan dua anak perempuan (dokumentasi Polda Jatim) 

Kepala Desa Krajan Mujiono mengatakan, bumi dan isinya merupakan milik Tuhan YME, sehingga pihaknya dan warga tidak punya hak untuk menolak jika keluarga Puji Kuswati dimakamkan di desanya.

"Itulah yang jadi pertimbangan kami dan warga disini (Desa Krajan) bersedia menerima jenazah Puji Kuswati dan keluarganya," ujarnya kepada Surya, Rabu (16/5/2018).

2. Diasuh oleh Pakde-nya di Magetan

Sejak kecil, Puji diasuh oleh pakde-nya, Rijan (80) dan ALharhum Bude Sukar di Desa Krajan, bersama Pakde Rijan (80) dan almarhum Bude Sukar.

"Jadi bagaimanapun, Puji Kuswati warga kami, meski sudah lama berdomisili di Surabaya, tapi Pakde dan almarhum Budenya dini," jelas Mujiono.

Saat ini, pihaknya masih menunggu keputusan sepupu Puji Kuswati dari Jakarta. "Jadi tidaknya dimakamkan di sini ya tinggal menunggu berita dari sepupunya itu," katanya.

3. Diasuh Sejak Bayi

Menurut Kades Mujiono, Puji Kuswati diasuh Pakde Rijan dan Bude Sukar di Desa Krajan sejak usia 18 bulan sampai kuliah di Asper dan baru keluar dari kepala keluarga (KK) Pakde Rijan setelah menikah dengan Dita Oepriarto warga Surabaya itu.

"Yang benar Puji Kuswati diasuh Mbah Rijan sejak usia 18 bulan, saya lebih tua tiga tahun dengan almarhum Puji Kuswati. Jadi saya masih paham wajah dan perangainya, kalau disapa hanya senyum malu-malu," ujar Mujiono.

4. Kuliah S2 di Australia

Setelah lulus dari SMAN 2 Magetan, Puji Kuswati melanjutkan ke Akademi Perawat (Akper) RSI Surabaya, dan melanjutkan ke Strata dua di Australia.

"Puji Kuswati kabarnya pernah menjadi PNS di Kementerian Keuangan. Saya pribadi dan warga di Krajan Parang tidak mengira Puji Kuswati seberani melakukan itu, kemungkinan pengaruh dari suaminya," tegasnya.

5. Bom Bunuh Diri Bersama Keluarga

Puji Kuswati meninggal bersama kedua putrinya Fadhila dan Pamela Riskita saat pengeboman di GKI Jalan Diponegoro, Surabaya.

Sedang kedua putranya, Yusuf Fadil dan Firman Halim, meninggal karena pengeboman Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, di Jalan Ngagel Madya, Surabaya dengan mengendarai sepeda motor.

Kemudian Dita Oepriarto, suami Puji Kuswati melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Surabaya, dengan mengendarai mobil.

Ketiga bom yang diledakan ditiga tempat ibadah itu berselang 5 menit, Minggu (13/5-2018) sekitar pukul 07.30.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved