Sisi Lain Bom Surabaya, Kisah Haru Di Balik Ruang IGD Korban Bom Bunuh Diri Gereja
"Seorang anak menderita rasa sakit yang ekstrim dan nampak matanya terluka. seorang anak memiliki banyak luka minor.
Kondisi seluruhnya sebagai prioritas penanganan.
Terlebih dua dari empat orang masuk merupakan anak-anak.
"Seorang anak menderita rasa sakit yang ekstrim dan nampak matanya terluka. seorang anak memiliki banyak luka minor. seorang pria mengalami patah kaki dan luka berat di tangan," jelas Sitha.
Baca: Besok Puasa, Hindari 5 Makanan Ini Saat Sahur karena Bikin Cepat Haus
Sembari memberi pertolongan, Sitha berhasil mengorek sedikit cerita dari salah satu pasien.
Pasien tersebut merupaka penjaga tempat parkir di lokasi kejadian.
Pria ini mengaku menyaksikan secara gamblang detik demi detik saat bom meledak.
Sitha merasa terenyuh ketika mengetahui bahwa pria tersebut sampai ke rumah sakit buka diantar oleh mobil ambulance, melainkan diantar oleh pengendara yang kebetulan melintas di lokasi kejadian.
"Pria itu bilang ia tidak mengela siapa yang menolongnya. ia adalah seorang yang kebetulan lewat dan memutuskan untuk menolong. ia bahkan membantu memegang kaki pria yang terluka selama perjalanan.
Ia juga mengatakan banyak orang berdatangan dari segala arah gereja dengan niat menolong para korban, tidak hanya untuk menonton.
Dan kau tau apa yang pria itu bersikeras sampaikan ?
Dok, saya tidak apa. Operasi saja dulu yang gawat-gawat. Saya tidak apa-apa. Pendarahaan saya sudah berhenti kan dok ?"
Berikut ini cerita selengkapanya :
Twitter ()
Twitter ()
Twitter ()
Twitter ()
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah Haru di Balik Ruang IGD Usai Bom Surabaya: di Hari Penuh Kebencian, Kutemukan Wajah Welas Asih, http://jabar.tribunnews.com/2018/05/16/kisah-di-balik-ruang-igd-usai-bom-surabaya-di-hari-penuh-kebencian-kutemukan-wajah-welas-asih