Sebelum Hadang Teroris dan Gugur Ipda Auzar Kirim Pesan Terakhir untuk Wakapolri, Dia Sangat Dekat
Banyak kenangan mendalam menunjukkan Ipda Auzar, korban tabrakan oleh pelaku teroris dengan menggunakan mobil Avanza...
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM-Banyak kenangan mendalam yang menunjukkan bahwa Ipda Auzar, yang menjadi korban tabrakan oleh pelaku teroris dengan menggunakan mobil Avanza itu, merupakan orang saleh dan ringan tangan.
Tidak hanya bawahan atau rekan kerjanya, sosok anggota Dit Lantas Polda Riau ini, juga memiliki hubungan khusus dengan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, karena dia memang 25 tahun mendampingi Syafarudin sebagai sopir sang jenderal bintang tiga itu.
Maka itu memasuki bulan Ramadhan, Ipda Auzar yang kerap menjadi imam salat dan memberikan tausiah itu, tidak lupa memberikan pesan dan ucapan selamat Ramadhan kepada sang mantan bosnya, Komjen Pol Syafarudin.
Berikut ini, pesan terakhirnya melalui jaringan WA (whatsapps) kepada Syafruddin yang membuatnya terharu.
"Ya Allah, dipenghujung bulan Sya'ban ini ku kirimkan Do'a utk saudara-2 ku, sahabat-2 ku & orang-2 yg kuhormati serta orang-2 yg kucinta. Beri mereka kesehatan, tawadhu' dalam Iman, dan islam, keluarga yg bahagia, rizki yg barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadhan yg segera datang ini."
Kami sekeluaga mengucapkan :
MARHABAN YA RAMADHAN, MOHON MAAF LAHIR & BATHIN.
H. Auzar & Kel
Mendengar kabar inilah, Syafruddin, secara khusus langsung ke Pekanbaru Riau untuk melayat, sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada sang bawahan yang dia kenal sebagai saleh dan memiliki loyalitas tinggi itu dalam pekerjaannya.
Dia mengakui, banyak kenang-kenangan dari Auzar mendampinginya dalam tugas selama 25 tahun. Termasuk saat dia bertugas sebagai Kabag Regident Ditlantas Polda Riau.
Iptu Anumerta Auzar merupakan sopirnya. Diakui Syafruddin, meski dia sudah menjadi Wakapolri dan tinggal di Jakarta, sementara Auzar bertugas sebagai anggota Lantas di Polda Riau, mereka tetap memiliki kedekatan, bahkan kerap berkomunikasi.
Bahkan, menurut dia, Auzar lah yang mengurus semua keperluan keluarganya di Riau yakni mulai menjadi sopir, mengurus anak-anak dari kecil hingga dewasa dan berumah tanggan."Bahkan, almarhum masih bolak-balik Jakarta-Pekanbaru untuk mengurus ibu dan anak-anak saya," ujarnya seperti dilansir dari republika.
Seperti diketahui, Iptu Anumerta Auzar ambil bagian ketika 4 pria berpakaian ninja itu mengamuk dan menyerang anggota Polda Riau.
Almarhum yang baru saja pulang dari salat Duha di Masjid Polda Riau, hendak kembali ke ruang kerjanya.
Namun, melihat mobil itu melaju keras dan terlihat ada dua pria membawa samurai, Ipda Auzar menghadang mobil Avanza milik terduga teroris yang masuk ke halaman Polda Riau, di Jl Sudirman, Pekanbaru, Rabu (16/5/2018) sekitar pukul 09.00 WIB.
Auzar menghadangnya di depan pintu masuk gedung Polda Riau. Dia menghadang karena terlihat dari dalam mobil dua pria dengan samurai menyerang polisi.
Keberaniannya menghadap mobil itu akhirnya merenggut nyawanya. Setelah ditabrak, Ipda Auzar sempat dirawat di RS Bhayangkara Polda Riau. Tak lama setelah mendapat penanganan medis, Ipda Auzar mengembuskan napas terakhir.
Seperti diketahui, Ipda Auzar atau lebih tepatnya Iptu Anumerta Auzar, merupakan personel Direktorat Lalu Lintas Polda Riau yang juga dikenal sebagai sosok religius.
Bahkan, sebelum meninggal ditabrak mobil yang dikendarai teroris, korban diketahui baru saja melaksanakan shalat Dhuha.
"Kita semua merasa kehilangan sosok beliau. Bukan hanya polisi, tapi juga ulama dan ustaz di sini," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Pol Rudi Syarifudin di Pekanbaru, Rabu (16/5).
Hal serupa juga diungkapkan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, yang mengatakan, Auzar orang baik dan selalu membuka kedua tangannya untuk membantu.
"Waktu Pak Wakapolri sebagai Kasubdit Regident, dulu sebutannya Kabag Regident Ditlantas Polda Riau, beliau (Iptu Anumerta Auzar) sopirnya. (Iptu Anumerta Auzar) yang bantu keseharian, makanya Pak Waka ke sana, bantu pemakaman," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal.
Iqbal menceritakan hal itu kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/5/2018).
Iqbal, yang pernah bertugas di Polda Riau, juga mengenal sosok Iptu Anumerta Auzar. Pada tahun 2000, Iqbal, yang baru saja dipindahtugaskan, hendak mencari tempat tinggal.
"Saya kan pertama di sana, nggak tahu ke mana. Beliau (Iptu Anumerta Auzar) nawarin, kalau mau kos, dibawa ke Jalan Sumatera. Jadi dia selalu ingin membantu. Makanya saat saya dengar kabar itu, saya sedih juga," tutur Iqbal.
Terkait Jaringan Sumsel dan Sempat Datangi Mako Brimob
TERKAIT pengembangan keempat pelaku teror di Polda Riau terkait dengan jaringan di Sumsel dimana ada dua orang pelaku di Sumsel yang ditangkap petugas.
Pemeriksaan terhadap dua terduga teroris yang ditangka Densus di KM 5, Zulkarnain mengatakan, dua terduga teroris yakni Heri Hartanto alias Abu Rahman (38) dan Hengki Satria alias Abu Ansor (39), masih menjalani pemeriksaan.
Adapun empat orang teroris di Riau tersebut adalah Mursalim alias Ical alias Pak Ngah (42), Suwardi (28), dan Adi Sufiyan (26). Tiga orang itu merupakan warga Dumai. Satu jenazah lagi atas nama Daud.
Para terduga teroris itu disebut tergabung dalam kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Kelompok ini berafiliasi dengan ISIS.
Polri mengatakan 4 terduga teroris penyerang Mapolda Riau sempat mendatangi Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pascakerusuhan. Namun mereka kembali ke Riau.
"Kalau rekan-rekan ingat ada dua orang dari Sumsel dan empat dari Riau, mereka sudah datang ke Mako (Brimob), karena mako sudah kondusif, mereka pulang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/5/2018).
Setyo melanjutkan, dua orang yang dari Sumsel juga kembali dan telah ditangkap. Sedangkan 4 orang dari Riau hari ini menyerang polisi di Mapolda Riau.