Incar Brimob Sumsel, Polisi Ungkap Sosok Dosen hingga Penyokong Dana Teroris di Palembang, Ternyata
Tapi kita dapat informasi mereka mampir ke Palembang sebelum pulang ke Riau, jadi ditangkap. Ini bentuk pencegahan," ujarnya.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Bunyi sejumlah tembakan mengejutkan warga kawasan Jalan Sikatan 4, Manukan Kulon, Surabaya, menjelang maghrib, Selasa (15/5).
Tembakan tersebut berasal tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror ketika meringkus terduga teroris bernama Teguh.
Teguh tewas ditembak karena diduga keras membawa bom. Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mengera menjelaskan, terduga teroris itu disergap di rumah kontrakannya.
"Lokasi rumah kontrakan di kawasan padat penduduk. Kawasan itu sempat ditutup sementara," jelas Barung, Selasa malam.
Dalam operasi penangkapan itu, kata Barung, tim Densus 88 tak mau ambil risiko. Alasannya, sang buron menguasai bom dan barang berbahaya lainnya.
"Yang sudah tewas saja menyimpan bom, apalagi ini masih hidup," katanya.

Polisi juga mengamankan Yanti, istri Teguh, dan tiga orang anaknya. Keluarga itu mengontrak rumah di Jalan Sikatan 4/6A, perumahan padat penduduk.
Dwi, tetangga pasangan suami istri itu, menyebut Teguh memilik tiga orang anak. "Keseharian mereka dagang makanan. Sudah sekitar dua tahun tinggal di sini," kata Dwi.
Dwi sering berkomunikasi dengan keluarga itu. Namun, ia tak melihat ada yang mencurigakan.
Menurut Dwi, mereka berpenampilan wajar.
Tak pernah juga ia mendengar keluarga tersebut membicarakan hal berbau radikalisme. "Saya kaget juga dengan kejadian ini," ujarnya.
Saksi mata di lokasi penggerebekan mengaku melihat beberapa anak-anak diangkut oleh polisi setelah terdengar tembakan.
"Anak-anak itu ada yang digendong, ada yang dituntun," kata Joko, warga sekitar.
Joko berada sekitar 100 meter dari lokasi kejadian ketika terjadi penembakan. Ia langsung lari melihat ke sumber suara.
Menegangkan! Ini Detik-detik Teroris di Palembang Ditangkap, Ternyata Punya Niat Jahat Ini, Waspada
Setelah kejadian itu, jalan menuju tempat kontrakan Teguh tersebut ditutup polisi. Joko mengatakan, anak-anak yang dibawa polisi itu berusia sekitar enam tahun.