Satu Jam Sebelum Bom Bunuh Diri Dita Sekeluarga Bertangis-tangisan dan Avanza Itu Hadiah
Puji pun sosok yang baik dan ramah serta santun, tidak ada hal-hal yang aneh atau misal berbuat hal yang radikal.
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM-Siapa sangkat Dita Oepripto, pelaku bom bunuh diri bersama istrinya Puji Kuswati bersama empat orang anaknya, adalah sosok yang ramah dan tidak pernah berbuat macam-macam atau hal yag aneh. Kehidupan mereka seperti kebanyakan warga, normal saja, baik dari segi penampilan maupun beribadah.
Dita dan Puji kerap terlibat dalam acara keagamaan, meski disebut-sebut sedikit tertutup jika sudah masuk wilayah rumahnya. Namun mereka cukup aktif dalam kegiatan di kampungnya.
Dita tinggal bersama keluarganya di rumah dengan alamat di Jalan Wonorejo Asri XI no 22, Surabaya Timur itu, polisi mendapati sejumlah barang bukti.
Puji pun sosok yang baik dan ramah serta santun, tidak ada hal-hal yang aneh atau misal berbuat hal yang radikal.
Namun, diungkapkan salah seorang Satpam komplek, bahwa satu jam sebelum terjadi aksi bom bunuh diri yang meledakkan tiga gereja tersebut, Dita-Puji tampak bertangis-tangisan dengan empat ananya di rumahnya usai salat masjid dekat rumahnya, yang memang menjadi tempat rutin mereka sekeluarga beribadah.
“Saya pas lewat situ (depan rumah pelaku). Mereka pelukan semua sambil nangis-nangis,” ujar satpam.
"Waktu saya hanya menduga mungkin mereka ada masalah saja," ujarnya pria ini, sembari meminta identitasnya dirahasiakan.
Dita digambar warga sekitar sebagai sosok yang ramah. Dia terbulang cukup mampu karena memiliki rumah yang cukup asri dan satu mobil avanza yang kemudian dibuatnya untuk melakukan bom bunuh diri di Gereja Bunda Maria Tak Bercela pada pukul 07.33.
Keseharian Dita juga berjualan obat-obatan herbal.
Apalagi sang istri Dita, Puji Kuswati adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari Koesni, pengusaha jamu yang terkenal sukses.
Dita di-DO dari Unair
Pihak Universitas Airlangga tiba-tiba membagikan undangan ke wartawan terkait alumni mahasiswanya bernama Dita Suprianto.
Dita ini merupakan terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Pantikosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Minggu (13/5/2018) pagi.
Menurut daftar riwayat pelaku yang TribunJatim.com peroleh dari pihak kepolisian, Dita merupakan alumni SMP 4, SMA 5 , dan D3 Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair).
“Menurut catatan kami Dita ini tidak lulus atau DO,” jelas Suko Widodo, Humas Unai saat kepada TribunJatim.com.
“Malah catatan yang ada Dita ini hanya memiliki IPK (Indeks Prestasi Komulatif) 1,7 saja,” tandasnya.
Meski memiliki catatan pendidikan yang jelek secara nilai komulatif, pihak Unair tak mengetahui secara persis akan kegiatan Dita selama menjadi mahasiswa di Unair.
“Kami (Unair) masih mencari data selengkapnya soal Dita. Yang pasti Dita ini hanya mantan mahasiswa yang di DO (Drop Out) bukan alumnus (lulusan) Unair,” tegas Suko Widodo.
Dalam kesehariannya, keluarga ini dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga sekitar.
Mereka yang tinggal di Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri XI Blok K Nomor 22 ini memang dikenal tertutup.
meski begitu, di media sosial, istri dari Dita dikenal cukup aktif mengunggah foto-foto anak mereka, setidaknya pada 2 tahun lalu.
Sebuah akun yang diduga milik Puji Kuswati ini kerap mengunggah foto-foto terutama anak bungsunya, Famela Rizqita.
Ia terakhir mengunggah di akun Facebook-nya pada 2014 lalu.
Ditilik dari rekam jejak di beranda Facebook-nya, Puji juga pernah menulis beberapa status soal kehidupannya.
Terlebih, ia sering menuliskan status soal nasihat berbau islami, dan membahas soal kehidupan setelah kematian.
"Kesulitan di dunia tidak ada apa apanya dibandingkan kesulitan di negeri akherat. Yang memudahkan kita adalah kedekatan kita dengan ALLAH."
"Selalu mengigat ALLAH dan hari esok harus lebih baik. itulah moto bujang kecilku. Smg ALLAH menguatkanmu nak..."
"Banyak orang baik tapi kebaikanya hanya untuk dirinya sendiri bukan untuk ALLAH"
"Tidak diciptakan dua hati dalam satu wadah. Dan telah ditetapkan bahwa konsumsi hati adalah nilai nilai kebenaran dari ALLAH, jadi jika hati(qolbu) diberikan konsumsi selain nilai nilai kebenaran dr ALLAH maka ia akan bocor, tergoncang dan akhirnya rusak. Raih cinta dari ALLAH dg memberi konsumsi qolbu yg benar."
Dapat Hadiah Rumah dan 2 Mobil
Puji Sempat Dapat Hadiah rumah 600 Juta dan 2 Mobil dari Ayahnya, Namun Avanza Dibuat untuk Bom Bunuh Diri
Keluarga Puji Kuswati, pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, Surabaya, sempat tidak merestui pernikahan Puji dengan Dita Upriyanto.
Rusiono, perwakilan keluarga Puji, mengatakan, keluarganya tidak merestui pernikahan karena perilaku Dita yang dianggap tertutup dan tidak bisa dekat dengan keluarga.
"Tapi, akhirnya mereka tetap melangsungkan pernikahan dan diurusi oleh keluarga angkatnya yang di Magetan. Ya keluarga di Banyuwangi akhirnya menerima," ujar Rusiono seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (14/5/2018).
Selama menikah, Puji mengikuti sikap suaminya. Jarang bergaul dan menjadi pribadi yang lebih tertutup. Bahkan, dia mulai jarang berkunjung ke Banyuwangi termasuk saat Lebaran. Puji pun jarang berkomunikasi intens dengan keluarganya.
"Untuk penampilan saat pulang ke Banyuwangi ya biasa saja. Nggak ada yang berbeda. Nggak pakai cadar. Sama kayak yang lainnya. Pakaiannya tidak mencolok," katanya. Rusiono
mengaku tidak mengetahui aktivitas sehari-hari Puji dan suaminya, Dita, karena mereka tinggal di Surabaya.
Namun, keluarga di Banyuwangi masih memperhatikan kebutuhan Puji, anak ketiga dari Koesni, warga Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Orangtua kandungnya bahkan pernah membelikan Puji rumah seharga Rp 600 juta dan dua kali membelikan mobil. Namun, semuanya telah dijual oleh Dita dan Puji. Terakhir, satu mobil yang dibelikan oleh keluarga Puji adalah Toyota Avanza yang dikendarai Dita Upriyanto saat meledakkan diri di Gereja Pantekosta Pusat, Surabaya.
"Dua mobil yang dibelikan dijual semua. Jadi mobil ketiga yang terakhir dibelikan, BPKB-nya tidak diberikan karena takut dijual. Tapi ternyata mobil itu yang digunakan untuk bom bunuh diri oleh suaminya, Puji," ujar Rusiono.