Ini 6 Fakta Gereja Dibom di Surabaya, Kronologi, Barang Bukti Hingga Sosok Misterius Datangi Pelaku
Pelaku bom bunuh diri ternyata merupakan satu keluarga dan tinggal di Rungkut Asri, Surabaya, dan terdiri dari 6 orang.
Penulis: Tresia Silviana | Editor: Tresia Silviana
Pasalnya, keluarga pelaku dikenal tertutup meski sesekali masih menyapa.
Salah satu tetangga pelaku, Tanjung (50), mengungkapkan pelaku telah tinggal sejak 2010-2011 lalu.
Keluarga pelaku juga diketahui berasal dari Banyuwangi.
"Setengah tertutup, kalau ketemu ya nyapa," kata Tanjung pada TribunJatim.com, Minggu (13/5/2018).
"Sebelum ada insiden, sekitar jam 13.00 WIB, ada beberapa orang datang."
"Busananya sama, tertutup gitu."
Ia menyebutkan mengetahui keseharian keluarga pelaku sebagai penjual obat herbal.
"Dia tetap nyapa, tapi hanya sekedar nyapa, itu aja dan masuk gitu aja," papar Tanjung.
"Anaknya juga sering sepedaan di depan rumah."
"Pekerjaan (mereka) saya nggak tahu pasti, yang saya tahu sering jual herbal gitu."
4. Kesaksian juru parkir saat bom meledak
Mulyo, Juru Parkir di GKI Diponegoro yang Minggu (13/5/2018) pagi turut menjadi sasaran serangan bom bunuh diri. (surabaya.tribunnews.com/pipit maulidiya)
Mulyo Hartono (44) duduk diam di bawah pohon yang berjarak 100 meter dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Surabaya, yang menjadi sasaran serangan bom bunuh diri, Minggu (13/5/2018).
Pria yang tiap Minggu menjadi juru parkir di GKI Diponegoro itu tampak lesu.
Mulyo menceritakan awal kejadian bermula saat pukul 7:45 WIB.