Fakta-Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Surabaya-Rusunawa, Ada Dua Hal Mengejutkan, 3 Anak Selamat

Setidaknya ada dua terot peledakan akibat bom bunuh diri yakni di Surabaya dan Rusunawa.

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Rizka Pratiwi Utami
surya/habibur rohman
Petugas gabungan berada di area ledakan bom di pintu sisi selatan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jl Ngagel Madya Nomor-1 Surabaya, Minggu (13/5/2018). 

SRIPOKU.COM-Pelaku rangkaian teror pasca kasus penyanderaan dan penyerang napi teroris di Mako Brimob Kelapa Dua sudah terungkap pada Senin (14/5/2018).

Setidaknya ada dua terot peledakan akibat bom bunuh diri yakni di Surabaya dan Rusunawa.

Total, ada 9 pelaku yang tewas dan 5 diantaranya anak-anak, dan 2 pasang orang tua yang diduga tergabung dalam JAD-JAT (Jamaah Anshorut Tauhid), jaringan yang diduga menjadi dalang pelaku sejumlah teror di Indonesia.

1. Bomber Surabaya yang menewaskan seluruh keluarganya dalam peristiwa bunuh diri

Satu keluarga yang menjadi pelaku pengeboman di tiga gereja Surabaya di Surabaya itu tewas bahkan mematikan keempat putra-putrinya.

2. Dita Oepriarto, sang Ayah keluarga Bomber Ketua JAD Surabaya

Miris memang, hingga anak pun dibawa dan tewas dalam bom bunuh diri. Dia adalah Dita Oepriarto (ayah) Ketua JAD Surabaya, sementara Puji Kuswati merupakan sang ibu, kemudian dan empat anaknya, yakni YF, FH, FS, dan P.

Mereka semua bergabung dalam jaringan teroris JAD-JAT dan tewas dalam peristiwa pengemboman tiga tempat dalam waktu yang nyaris bersamaan.

3. Serangan dilakukan di tiga tempat dalam kurun waktu pukul 06.30 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela, kemudian ledakan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Surabaya, pukul 07.15 WIB, kemudian ledakan terakhir terjadi 07.33 WIB di Gereja Pantekosta, Jl Arjuna.

Dita meledakkan bom di Gereja Pantekosta, Minggu (13/5), sambil mengemudikan mobil Toyota Avanza. Sebelumnya, Dita mengantar sang istri, Puji Kuswati (43), serta dua anak perempuannya, FS (12) dan FR (9), ke GKI di Jl Diponegoro, juga dua anak laki-lakinya, YF (18) dan FA (16), ke Gereja Santa Maria Tak Bercela di kawasan Ngagel.

4. Bom yang digunakan jenis The Mother Of Satan, jenis bom yang sangat berbahaya karena memiliki daya ledak tinggi dan mematikan. Bom ini kerap juga disebut bom Pipa. Dilansir dari kompas.com, bom jenis ini kerap digunakan kelompok ISIS di Irak.

"Kita melihat bahwa bom yang digunakan bermacam-macam meskipun mirip yaitu bom pipa. Ada yang ditumpuk-tumpuk, ada juga yang ditambah bensin seperti di kasus Gereja Arjuno (GPPS Jalan Arjuno)," kata Tito seperti dilansir di kompas yang meliput langsung konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018).

5. Menggunakan bahan-bahan, Triaseton Triperoxide bahan yang dianggap sangat sensitif dan mudah meledak ketika ada goncangan.

6. Keluarga Bomber Rusunawa
"Kejadian malam di Sidoarjo itu sama dengan Surabaya, semuanya satu keluarga. Satu kartu KK (kepala keluarga). Jumlahnya yang meninggal 3 orang, bapak, ibu, dan anak. Kemudian yang selamat ada 3. Jadi KK-nya sama semua di 3 TKP," jelas Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin dalam konferensi pers di Surabaya, Senin (14/5/2018).

"Di Sidoarjo yang di rusunawa, jumlah KK-nya 6. Pagi ini satu KK juga. Satu KK asal Surabaya dan semuanya ada lima," lanjutnya.

Kemudian, dalam pengeboman yang tiba-tiba meledak di Rusun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim, pada Minggu (13/5) pukul 22.00 WIB, ada enam pelaku yang merupakan satu keluarga. Identitas pelaku yang tewas adalah Anton Febrianto (47), Puspita Sari (47, istri Anton), dan LAR (17, anak pertama Anton).

Hal ini dijelaskan oleh Kapolri Jenderal Tito Karvian, adapun pelaku yang luka-luka adalah AR (15, anak kedua Anton), FP (11, anak ketiga Anton), dan GHA (11, anak keempat Anton). Dari 3 anak Anton, 2 di antaranya dirawat di RS Bhayangkara. Mereka yang dirawat adalah FP dan GHA.

Ainur Rofiq yang selamat, membawa kedua adiknya Faiza (11) dan Garida (10)  yang luka-luka dan dibawa ke rumah sakit.

Dalam peristiwa yang terjadi pagi tadi di depan gerbang Mapolrestabes Surabaya, lima orang yang terlibat juga merupakan satu keluarga.

"Pada pukul 09.04 WIB, di depan Polresta juga terjadi ledakan bom bunuh diri yang pakai sepeda motor dan menggunakan bahan peledak. Ada 5 orang yang merupakan satu keluarga," kata Tito dalam konferensi pers di Surabaya, Senin (14/5).

Dalam peristiwa itu, seorang anak kecil selamat. Anak tersebut saat ini tengah dirawat.

"Empat orang meninggal, tapi anak tadi terlempar, masih selamat," katanya.

7. 4 Bomber Polrestabes Surabaya pukul 08.50 WIB. Sejauh ini masih diidentifikasi pelakunya, tetapi diduga kuat mereka satu jaringan, dan masing-masing satu keluarga.

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved