2 Istri Bomber Surabaya-Sidoarjo, Diidentifikasi Asal Magetan dari Keluarga Terpandang
sikap Puspitasari kemudian berubah sejak menikah dengan suaminya, Anton Febrianto (47) tidak dirayakan meriah
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM-Dua wanita yang sudah tewas saat suami masing-masing terlibat dalam pengemboman di empat tempat di Surabaya dan sidoarjo diidentifikasi berasal dari Magetan yakni, Puspita Sari dan Puji Kuswati. Belum diketahui, apakah keduanya pernah berkomunikasi.
Namun yang jelas, baik Puji maupun Puspita Sari sama-sama dari keluarga terdidik. Puji yang juga dari Magetan, merupakan anak Koesni, pengusaha Jamu terkemuka asal Banyuwangi. Namun dia lebih banyak tinggal Magetan, dididik dan besarkan kerabat dekatnya di Magetan.
Sementara itu, Puspitasari, memang asal Magetan, dikenal sebagai sosok yang ramah dan muda bergaul. Hal ini seperti diungkapkan Jarwati, tetangganya. Dulu waktu sekolah sama tetangga ramah. Sekolah SD-nya di Maospati 3, kemudian melanjutkan SMP 1 Maospati dan SMAN 1 Maospati," katanya.
Dikatakan Jarwati, saat sekolah, penampilan Puspitasari tidak menggunakan jilbab sehingga terlihat rambut panjang terurai dengan poni di depan. "Saat sekolah tidak berhijab, rambutnya panjang ada poni di depan," katanya.
Namun, diungkapkan pengurus RT setempat, Rudi (50), sikap Puspitasari kemudian berubah sejak menikah dengan suaminya, Anton Febrianto (47) tidak dirayakan meriah. Mereka menikah di KUA Maospati.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, seperti dilansir dari Tirto juga mengungkapkan fakta baru, bahwa, ada kaitannya antara Dita dan Anton. Diduga keduanya sempat berkomunikasi sebelum melakukan bom bunuh diri.
Tito pun menyebut Anton Febriantono merupakan teman dekat Dita Oeprianto. Keduanya aktif berkomunikasi dan pernah berkunjung ke Lapas Terorisme di Tulung Agung tahun 2016.
“Di rusunawa tersebut, bom meledak mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Satu keluarga. Saudara Anton, istrinya, dan seorang anaknya. Anaknya lagi ada 3, selamat dan terluka dan dirawat di rumah sakit Bhayangkara, Polda,” ucap Tito.
Namun, menurut Kapolri, Ledakan di rumah Anton, dikatakan Tito, merupakan kecelakaan lantaran terduga pelaku yang bernama Anton Febriantono sedang menyiapkan bom pipa dengan bahan TATP atau triacetone triperoxide (TATP) yang merupakan jenis high explosive.
Berikut Fakta-fakta Tentang Keluarga Bomber:
1. Bomber Dita Oeprianto dan Keluarga di Tiga Gereja
MEMANG, salah satu fakta yang paling mengejutkan bahwa, dalam serangkaian aksi teror di Surabaya adanya hubungan kekerabatan dari para pelaku bom bunuh diri. Dalam kasus bom bunuh diri di tiga gereja, hasil olah TKP polisi menunjukkan bahwa semua pelaku berasal dari keluarga yang sama.
Sang ayah, Dita Oepriyanto tewas dalam ledakan bom di GPPS. Istri Oeprianto yang berinisial K tewas dalam ledakan di GKI Jalan Diponegoro. Sedangkan anak mereka berinisial YF dan FH meledakkan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela. Dita diketahui merupakan pimpinan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) di Surabaya yang berafiliasi dengan IS.
Dalam aksi serangan teroris di Mapolrestabes Surabaya, polisi juga mengidentifikasi para pelaku berasal dari satu keluarga yang sama. “Kepala keluarganya berinisial TM,” kata Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Senin 14 Mei 2018.
Menurut pengamat terorisme Universitas Udayana AA Bagus Surya, fenomena bomber berasal dari satu keluarga yang sama merupakan hal baru di jagat terorisme. “Bomber sekeluarga saya rasa memang modus baru. Apalagi dengan profil keluarga dengan beberapa anak seharusnya memiliki kehidupan yang normal,” ujarnya saat berbincang dengan Rappler.

Ia menambahkan, aparat keamanan juga bakal kian sulit mendeteksi serangan jika modus bomber keluarga itu dipraktekkan dalam aksi-aksi teror ke depan. “Kondisinya jadi lebih rumit. Selain itu, teori rasionalitas juga sulit untuk membedah perilaku sekeluarga menjadi bomber,” jelasnya.