Hari Buruh 2018

Kisah Dibalik Peringatan May Day Yang Ditetapkan Sebagai Hari Buruh Internasional

Melihat ramainya euforia peringatan hari buruh setiap tahunnya, lalu sejak kapan May Day ini diperingati secara global oleh penduduk dunia?

Kolase Sripoku
Hari Buruh 

SRIPOKU.COM - Hari buruh diperingati pada tanggal 1 Mei, di kancah Internasional hari ini lebih dikenal dengan istilah May Day atau Internasional Worker's Day.

Di Indonesia sendiri, biasanya akan dihiasi dengan adanya aksi long march dengan menyuarakan aspirasi-aspirasi para buruh (pekerja).

Dilansir dari Serambinews.com, Pada 2018 ini, aksi long march akan diadakan serentak di 18 provinsi di seluruh Indonesia.

Rencananya, aksi itu akan diikuti oleh 150.000 buruh di 18 provinsi dan 30.000 buruh di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Hari Buruh
Hari Buruh ()

Baik itu pekerja laki-laki maupun perempuan.

Para perempuan juga turut andil dalam seruan aksi May Day kali ini.

Seperti yang dikutip dari akun twitter Perempuan Mahardhika pada Senin (30/04/2018), aksi ini dimulai dengan titik kumpul di Menara Thamrin menuju Patung Kuda dan Taman Aspirasi.

Dalam aksi kali ini, ada tiga tuntutan buruh yang disebut dengan Tritura Plus.

Baca: May Day, Jurnalis Juga Buruh, AJI Palembang Ingatkan Hak-hak Normatif Awak Media

Isi Tritura Plus itu tak lain adalah turunkan harga beras, listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Sedangkan Plusnya adalah penghapusan Outsourcing dan pilih Presiden RI 2019 yang pro dengan buruh-buruh di Indonesia, dikutip Grid.ID dari laman Tribunnews (30/04/2018).

Selain itu, mereka juga menginginkan Presiden agar mencabut Perpres Nomor 20 tahun 2018 tentang TKA, terutama buruh dari Tiongkok.

Melihat ramainya euforia peringatan hari buruh setiap tahunnya, lalu sejak kapan May Day ini diperingati secara global oleh penduduk dunia?

Dilansir Grid.ID dari laman History, May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah panjang dan bervariasi sejak ribuan tahun silam.

Selama bertahun-tahun, ada banyak peristiwa dan perayaan yang berbeda di seluruh dunia pada hari ini.

Sebagian besar, memiliki tujuan untuk menyambut dalam perubahan musim semi di belahan bumi utara.

Namun, pada abad ke 19, May Day memiliki makna yang baru.

Tepatnya, ketika Hari Buruh Internasional ini tumbuh menjadi gerakan global untuk menuntut hak-hak buruh di Amerika Serikat.

Hari Buruh
Hari Buruh ()

Lalu, di mana sisi gelap May Day sebagai Hari Buruh Internasional?

May Day memang identik dengan Hari Buruh Internasional.

Karena awalnya, hari ini ditujukan untuk memperingati pembunuhan pekerja oleh polisi dalam gerakan mogok masal di Chicago pada tahun 1886.

Upah perbudakan yang diduga sangat rendah dan eksploitasi masyarakat inilah yang kemungkinan membuat para pemilik usaha berlaku kejam untuk mengumpulkan kekayaan.

Baca: Mengharukan, Jessica Iskandar Tinggalkan Anaknya Di Amerika!

Franda Melahirkan Bayi Cantik, Netizen Tertawai Nama Anak Nya

Secara historis, ini adalah hal yang normal.

Tetapi, seiring berjalannya waktu manusia semakin kritis.

Bukan hanya tentang pengetahuan tetapi juga kesadaran sosial.

Kesadaran sosial ini kemudian menciptakan gagasan bahwa kekuatan yang tidak sentara antara tenaga kerja dan upah yang diterima adalah sebuah bentuk ketidakadilan.

Pembunuhan-pembunahan di Chicago itu hampir terjadi seratus tahun yang lalu, setelah Perancis mengalami revolusi dunia pada 1789-1799.

Mereka datang 110 tahun setelah Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang menjadi gebrakan baru untuk menuntut hak-hak orang.

Revolusi Industri mungkin menjadi akhir dari feodalisme lama dengan menumbuhkan pengetahuan ilmah dan ide-ide praktis.

Pengembangan ide-ide ini tentunya juga dibarengi dengan pemanfaatan modal yang dimiliki para pemilik usaha untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dalam ekonomi pasar.

Inilah yang kemudian dikenal dengan kapitalisme.

Kapitalisme memang membuat orang akan bekerja secara produktif.

Meskipun mereka bekerja sangat keras, tetap saja sulit untuk mendapatkan keadilan, baik secara individu maupun kelompok.

Beberapa tahun setelah pembunuhan Chicago pada 1894, terjadi demonstrasi May Day yang ganas di Cleveland karena Amerika saat itu sedang mengalami keterpurukan.

Sebagai negara adidaya yang memiliki kekuasaan di percaturan politik internasional, mereka juga diuji dengan semakin berkembangnya politik kiri dan buruh yang terorganisir.

Pada tahun 1904, Konferensi Sosialis Internasional di Amsterdam menyerukan organisasi-organisasi proletar di semua negara untuk berhenti bekerja pada 1 Mei.

Baca: Di Uji Dengan Lagu Pelangi, Seorang Bocah Berhasil Bikin Warganet Ngakak

Polisi Siagakan Ratusan Personil di Beberapa Titik, Peringatan May Day di Palembang Tetap Kondusif

Lalu hari ini, 1 Mei telah diperingati sebagai hari libur nasional dari 80 negara.

Di Amerika Serikat sendiri, Hari Buruh diperingati secara resmi pada bulan September.

Sedangkan 1 Mei diperingati sebagai Loyalty Day.

Muncul dugaan jika hal ini masih memiliki keterkaitan dengan tragedi Pembunuhan Chicago dan memperlunak suasana pasca kejadian tersebut.

Berkaca dari pengalaman suram Amerika Serikat, tentu kita melihat bahwa pelanggaran HAM rupanya tidak terjadi di Indonesia saja.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved