Ustaz Abdul Somad Sebut Pembeli Kopi Starbucks Dukung LGBT dan akan Masuk Neraka
Nanti di akhirat nampak sumbangannya untuk LGBT. Ditanya malaikat 'LGBT, kenapa kalian besar?' 'Karena ada sumbangan'
Tindakan ini memicu protes dan ajakan boikot. Di Twitter, hashtag #BoycottStarbucks telah dibagikan ribuan kali. Warga mendatangi gerai tersebut untuk protes.
Rupanya banyak pelanggan yang selama ini merasa diperlakukan tidak adil oleh Starbucks.
Dengan munculnya kasus penahanan itu, para pelanggan yang pernah diperlakukan rasis pun angkat bicara.
Brandon Ward, misalnya, seorang pelanggan berkulit hitam yang tidak diberi akses ke toilet, sementara seorang berkulit putih yang tidak membeli apa-apa, boleh menggunakan toilet.
CEO Starbucks Kevin Johnson pun minta maaf dan mengakui tindakan penahanan tersebut salah.
"Kami mohon maaf sedalam-dalamnya dan akan berusaha semampu kami untuk memperbaikinya," kata Johnson dalam pernyataannya.
Akibatnya, Starbucks akan menutup sekitar 8.000 gerainya di Amerika pada 29 Mei selama setengah hari untuk pelatihan. Sekitar 175 ribu staf wajib ikut pelatihan 'bias ras'.
Artikel ini telah ditayangkan di BBC Indonesia dengan judul Ketika 'ngopi' di Starbucks diancam 'masuk neraka' oleh Ustad Somad