Pengakuan Mengejutkan Tetangga Soal KPS, Salah Satu Hacker Surabaya yang Retas Banyak Situs

Belum lama ini, warga Indonesia dikejutkan dengan kabar ditnagkapnya tiga mahaswa asal Surabaya yang menjadi hacker.

Kolase Sripoku.com/Net/IST

SRIPOKU.COM, SURABAYA -- Belum lama ini, warga Indonesia dikejutkan dengan kabar ditnagkapnya tiga mahaswa asal Surabaya yang menjadi hacker.

Dilansir dari Tribun Jatim, ketiganya ditangkap oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat beserta tim dari Cyber Crime Polda Metro Jaya.

Ketiganya disebut-sebut menjadi hacker yang diduga berhasil meretas ratusan sistem elektronik, baik itu yang berada di dalam maupun di luar negeri.

Identitas ketiganya sendiri yaitu KPS, warga Sawahan, NA, warga Kecamatan Gubeng, dan ATP yang berasal dari Banyuwangi.

Informasi yang dihimpun dari polisi menyebut jika KPS, NA, ATP masing-masing sudah meretas lebih dari 600 website dan sistem data elektronik, baik di dalam dan luar negeri.

Dari ketiganya turut diamankan sejumlah barang bukti, antara lain laptop, gadget, dan modem.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, mengaku tidak bisa menjelaskan detail mengenai penangkapan ketiganya karena pihaknya sebatas diberitahu bahwa ada penangkapan di Surabaya oleh Tim Cyber Crime Polda Metro Jaya dan FBI.

"Kami sebatas diberitahu," ujarnya beberapa waktu lalu seperti yang dilansir dari Kompas.com.

===

Latar belakang keluarga

.
(IST)

Sejumlah warga Kupangkrajan, Sawahan, mengaku kaget saat mengetahui salah satu hacker yang ditangkap FBI adalah tetangga mereka sendiri.

KPS (21), salah satu anggota Surabaya Black Hat yang melakukan peretasan ribuan sistem elektronik bersama lima temannya, sering diceritakan sang ibu kepada para tetangga sudah menghasilkan uang sendiri sejak lama.

"Ibunya orangnya ramah, orangtuanya ramah semua. Cuma anaknya yang tidak pernah interaksi sama orang, jarang.”

“Ibunya juga pernah cerita kalau anaknya sudah bisa cari uang sendiri, bilangnya 'sudah cari uang sendiri mbak', pernah bilang begitu," aku Maria, seornag perempuan yang tak mau menyebutkan nama aslinya dan mengaku kenal dengan keluarga dari KPS.

Maria mengaku, meski anaknya sudah tertangkap namun tetangga juga tidak berani menanyakan masalah tersebut kepada ibu KPS, karena ikut prihatin.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved