Calon Mahasiswa Binus Wajib Diseleksi Sebelum ke Jakarta

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --Tak hanya calon mahasiswa saja yang datanh, puluhan orangtua pun turut mendampingi anak-anaknya berkumpul di kampus BINUS Palembang yang terletak di Jalan Letda A Rozak, Minggu (25/2).

Tentu saja kedatangan mereka kali ini untuk menerima sosialisasi dan breafing sebelum ‎anak-anaknya tersebut melakukan perkuliahan di BINUS pusat di Jakarta.

Menurut Humas BINUS Grup, Haris Suhendra menerangkan‎, sosialisasi ini dilakukan sebagai program kesiapan bagi para calon mahasiswa untuk perkuliahan pada periode 2018-2019 yang akan digelar pada bulan September yang akan datang.

"‎Jadi bukan hanya untuk mengikuti perkuliahan saja. Namun BINUS juga bertanggung jawab, dari awal sebelum perkuliahan, saat perkuliahan berjalan, sampai perkuliahan nanti selesai," ujarnya.

Haris menambahkan, para siswa yang ikut sosialiasi ini nantinya dipersiapkan untuk menjalani perkuliahan di kampus BINUS pusat Jakarta.

Nantinya, para calon mahasiswa ini akan diseleksi sebelum mengikuti perkuliahan di Jakarta.

"Setiap tahun itu kita menerima sekitar 10 ribu mahasiswa, 35 persen diantaranya berasal dari luar Jakarta.

Dari Palembang sendiri, setiap tahunnya, ada sekitar 100-200 mahasiswa yang kuliah di BINUS Jakarta," jelasnya.

Ia menyebutkan, setiap tahunnya minat masyarakat untuk bersekolah di BINUS semakin meningkat.

Pasalnya menurut Haris, ada banyak fasilitas unggulan yang dimiliki oleh BINUS, diantaranya, BINUS merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang sekelas Perguruan Tinggi Negeri.

Selain itu, ‎BINUS juga bersaing dengan Perguruan Tinggi Internasional.

"Bisa dikategorikan Perguruan Tinggi yang salah satu terbaik," terangnya.

Selain itu, BINUS juga memiliki kelebihan lain, seperti Terkareditasi A, memiliki program tiga tahun kuliah ditambah satu tahun magan dg diperusahaan, serta BINUS juga memiliki persentase dua dari tiga alumni BINUS akan bekerja di multy company ataupun berwirausaha, serta BINUS juga memiliki pengembangan karakter.

"Kita juga mengedepankan kejujuran. Kita tahun 2017 mendrop out sekitar 26 mahasiswa karena menyontek saat ujian. Bukan karena masalah nyonteknya, tapi kejujurannya.

Dengan karakter baik yang kita terapkan, diharapkan setelah bekerja nanti, mereka juga menjadi baik, dan jauh dari korupsi," tegasnya.