Subhanallah! Bukan Fatimah Azzahrah Ini Wanita Pertama yang Masuk Surga Setelah Istri Rasulullah
Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
“Ada apa gerangan hai Mutiah? Kenapa dirimu menutup kembali pintu rumahmu?
Apakah dirimu tak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?” Mutiah menjawab dari balik pintu rumahnya,
“Hai putri Nabi, bukannya aku tak mau menerimamu di rumahku.
Akan tetapi keberadaanmu bersama anak lelakimu Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah tak membolehkan seorang istri untuk memasukkan lelaki ke rumahnya ketika suaminya tak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya.
Walau anakmu Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tak berada dirumah.
Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”
Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata perempuan mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW Akhirnya Fatimah pulang serta hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari.
Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya.

Hingga akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein.
Serta berpikir bahwa Mutiah telah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya serta membawa Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal tersebut telah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.
Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali.
Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya.
Semakin galau hati Fatimah, memikirkan hal tersebut mulianya perempuan ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW, tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.
Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua putranya datang ke rumah Mutiah pada sore hari.
Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum.
Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai serta bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.
Dalam kondisi seperti tersebut, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya.