Menengok Kisah Rosidah, Manusia Gerobak Terpaksa Melahirkan di Jalan. Bercinta hingga Mati di Jalan

Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.

Editor: Candra Okta Della

Setelah keluar dari rumah sakit, Rosidah, Sanudin dan bayinya tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Makaliwe 1, Grogol.

"Ada donatur yang bersedia bantu bayar uang kontrakan, namanya Edi," tutur Eneng.

Kemudian, Sanudin melanjutkan pekerjaannya sebagai pemulung.

Hasil gambar untuk <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/manusia-gerobak' title='manusia gerobak'>manusia gerobak</a> jakarta

"Tanggal 5 Februari dia ke rumah, dia bilang anaknya mau dijual atau saya yang rawat, soalnya Sanudin ini udah nggak sanggup" ujar Eneng.

Eneng terpikir untuk menghubungi Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.

Lalu, ia minta tolong temannya, pegawai Sudinsos untuk meminta bantuan.

"Mak Yoyo ngasih saya nomor Pak Ridwan, lalu saya hubungi beliau," kata Eneng.

Kamis pagi (08/02), Eneng dan beberapa warga setempat bertemu dengan Ridwan, Satuan Pelaksana 
Sosial Kecamatan Grogol Petamburan, di Pos RW 07.

"Beliau telpon sana sini, akhirnya orang Sudinsos datang, ada enam orang," ujar Eneng.

Sekitar pukul 10.30 WIB, Kamis (08/02), Rosidah, Sanudin dan bayinya dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat.

Sanudin lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 7 Januari 1982.

Tahun 1998, ia nekat merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai pemulung.

Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.

"Jempol dan telunjuk kaki kiri sama telunjuk kaki kanan. Saya potong sendiri pakai pisau," ujar Sanudin.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved