Menengok Kisah Rosidah, Manusia Gerobak Terpaksa Melahirkan di Jalan. Bercinta hingga Mati di Jalan
Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.
"Saat itu lagi ada pemberantasan sarang nyamuk bersama Bu Lurah, Satpol PP dan warga lainnya," kata Eneng.
Eneng melihat pasangan suami-istri itu sedang makan di gerobak rongsokan.
"Saya nggak nyangka kalau dia sedang hamil tua, perutnya kelihatan kecil," ujar Eneng.
Pada tanggal 8 Januari, Mukmin, seorang anggota PPSU Kelurahan Grogol, mendengar suara tangisan bayi dari dalam gerobak milik Rosidah dan Sanudin.
"Mukmin ini lagi nyapu, dengar suara tangis bayi, lalu dia laporan sama Bu Lurah," tutur Eneng.
Ketika itu, Sanudin dan gerobaknya ditemukan di Jalan Susilo 1, di depan bengkel AC Mobil.
"Bu Lurah ngasih instruksi supaya kader PKK terdekat, yakni RT 004 RW 04, melihat langsung ke lokasi," jelas Eneng.
Eneng datang bersama seorang bidan puskesmas setempat yang merangkap sebagai Ketua RT 004.
"Bayinya kotor karena pasir dan tanah, ibunya juga pendarahan hebat," ungkap Eneng.
Eneng lantas membawa Rosidah dan bayinya ke Rumah Sakit Ibnu Sina, Grogol, Jakarta Barat, Senin (08/01).
"Saya langsung hubungi ibu-ibu PKK supaya nyumbang bedong, pakaian bayi dan ibunya," terang Eneng.
Selama 5 hari di rumah sakit, biaya pengobatan Rosidah ditanggung oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.
"Surat-surat saya yang urus. Dia nggak punya KTP dan KK," jelas Eneng.
Menurut Eneng, saat Rosidah dan bayinya dirawat di rumah sakit, banyak pihak yang ingin membeli bayi Rosidah.
"Banyak yang mau ngambil, bahkan mau beli, sampai Rosidah depresi," kata Eneng.