Meskipun Membahayakan Nyawa, Jembatan Gantung Ini Masih Digunakan Pelajar ke Sekolah
Melalui jalan lain, cukup jauh karena memutar sekitar 20 km ke sekolah, kalau melewati jembatan gantung cukup berjalan kaki sekitar 2 km.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Meskipun membahayakan jiwa, namun sebagian siswa sekolah dan warga masih nekat menggunakan jembatan gantung sebagai tempat lalulintas yang menghubungkan Desa Tanjung - Desa Berugo, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muaraenim, Minggu (28/1/2018).
Dari informasi dan data yang dihimpun di lapangan, bahwa jembatan gantung yang membentang di atas sungai Lematang sepanjang sekitar 150 meter tersebut yang menghubungkan Desa Tanjung - Desa Berugo, sudah setahu ini rusak parah.
Terlihat kondisi besi sudah banyak yang keropos dan berkarat serta tali besi penyanggah sudah banyak yang lepas, bahkan lantai jembatan yang sebelumnya terbuat dari lempengan baja telah hilang seluruhnya, sehingga warga secara swadaya menggantinya dengan papan kayu seadanya.
Dan pada hari-hari kerja, masih banyak anak-anak sekolah terutama SMP dan SMA serta warga yang melintas dijembatan dengan cara bergelantungan.
Meskipun bertarung dengan maut, namun warga terpaksa menjalaninya, jika tidak harus menggunakan jasa perahu penyeberangan yang membayar Rp 1000 - Rp 2000 sekali menyeberang, sebab jembatan tersebut satu-satunya jalan pintas menuju ke sekolah atau ke kebun yang ada di seberang sungai.
Menurut Kades Berugo Desi Aryani yang didampingi oleh Sekretaris Desa Rusdi, bahwa jembatan gantung tersebut sudah setahun ini rusak parah, sebelumnya sempat diperbaiki namun tidak maksimal.
Sebab lantai jembatan yang terbuat dari kepingan baja, mudah lepas sebab tempat lasnya tidak kuat sehingga ketika dilewati lepas sendiri.
Begitupun behel besi sebagai tali penyangga banyak yang lepas serta pipa tiang penyangga maupun pagar jembatan banyak yang sudah keropos.
"Dulu bagus, karena lantainya banyak yang lepas, sehingga hilang dicuri orang dan ada yang jatuh ke sungai," ujar Rusdi.
Dikatakan Rusdi, jembatan gantung tersebut merupakan salah satu akses warga setempat menuju ke desa Tanjung untuk pergi ke kebun dan ke sekolah yang ada di desa Teluk Lubuk, kecamatan Belimbing yakni SMP Negeri 1 Belimbing dan siswa SMA Negeri 1 Belimbing.
Jika melalui jalan lain, cukup jauh karena memutar sekitar 20 km ke sekolah, kalau melewati jembatan gantung cukup berjalan kaki sekitar 2 km.
Untuk itu, lanjut Rusdi pihaknya berharap jembatan tersebut bisa secepatnya diperbaiki karena merupakan akses vital yang diperlukan oleh kedua warga desa tersebut.
Karena jika menggunakan perahu ketek sekali menyeberang Rp 1000 - Rp 2000 tergantung penumpangnya. Kalau anak-anak sekolah itu lebih murah Rp 1000 sekali menyebrang, bahkan ada yang langganan bulanan sekitar Rp 15 ribu.