ANEH, Dokter Ganteng ini Bisa Rasakan Sakit Pasiennya, Bahkan Saat Wanita Alami Ini Sekalipun
Ada seorang pasien yang mengalami migrain datang kepadanya.Tiba-tiba, Salinas akan merasa ada beban yang berat pada kepalanya.
Semisal saat menonton kartun.
Ketika karakter kartun yang ditontonnya digambarkan sedang ditabrak truk, ia mengaku merasakan kesakitan yang sama seolah-olah baru saja ditabrak truk.
Begitu pula saat duduk di bangku sekolah menengah. Hanya karena melihat teman-temannya berkelahi, Joe merasakan kesakitan yang sama dengan mereka.
Barulah saat Joe kuliah kedokteran, ia mengenal apa itu ‘mirror-touch synesthesia’ kondisi yang dialaminya selama ini.

“Bisa dibilang kondisi ini yang membuat saya termotivasi untuk sekolah kedokteran dan membantu meringankan beban orang lain. Karena jika ini bisa membantu mereka, maka saya juga akan terbantu,” ucapnya.
Mirror-touch synesthesia’, sesuai dengan namanya adalah kondisi saraf di mana seseorang dapat merasakan sensasi emosional maupun fisik yang dialami orang lain.
Kondisi ini terbilang langka, karena diperkirakan hanya terjadi pada dua dari 100 orang saja.
Joe lebih suka melihatnya sebagai empati tingkat tinggi.
“Ada bagian di otak kita yang bisa ‘menirukan’ perasaan orang lain, dan pada orang-orang seperti kami, bagian otak itu lebih besar dan lebih aktif dibanding yang tidak mengalaminya,” terang Joe yang juga ahli saraf dari Massachusetts General Hospital.

Pria ini juga merasa beruntung bisa membantu orang lain karena dari beberapa pasien yang sama dengannya, sebagian besar dari mereka cenderung menutup diri dari dunia luar atau terisolasi karena tak sanggup menghadapi apa yang mereka bisa rasakan.
“Berbagi rasa sakit dan penderitaan dengan orang lain membuat pasien tidak merasa sendirian. Motivasi saya untuk membantu orang lain menjadikan saya sebagai seorang dokter seperti sekarang,” tutur Salinas sebagaimana dilansir New York Post, Selasa (11/07/2017).
Ketika berada di tengah-tengah pasiennya, Joel pun menerapkan teknik khusus agar bisa tetap fokus.
“OK, tidak ada yang buruk dengan saya, tetapi dengan pasien yang akan saya hadapi. Kini saya harus melakukan sesuatu untuk membantu mereka,” tuturnya.
Terbukti, kemampuan Joel ada gunanya.
Joel mengisahkan, ia pernah dimintai bantuan untuk menangani seorang pasien cerebral palsy yang tak bisa bicara.