Kisah Nyata, Saat Shalat Imam Masjid Dengar Jeritan Anaknya Mau Tenggelam, Ternyata Itu . . .
Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapa...
Akupun bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian melihatku di air?”
Mereka menjawab, ”Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidak merasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir dan mengeluarkanmu dari laut.”
Perlu diketahui bahwa jarak terdekat dengan Markas Penjaga Garis Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu membutuhkan sekitar 20 menit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelam tadi berlangsung dalam beberapa menit.
Para pemuda itu bersumpah bahwa mereka tidak melihatku.
Maka bagaimana tentara tersebut melihatku?
Demi Rabb yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kepadaku. Seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalam penyelaman di laut.
Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering.
segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon.
Akupun merasa bingung, karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman, dan sekarang dia menelepon?
Aku menjawab….beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik?
Beliau mengulang-ulangnya, berkali-kali.
Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supaya tidak cemas.
Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat.
Maka aku berdiri dan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan.
Dua rakaat itu aku habiskan selama dua jam.
Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyak menangis di dalamnya.
Aku menunggu kawan- kawanku hingga mereka kembali dari petualangan. Aku meminta izin pulang duluan.
Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana.
Pertama kali aku membuka pintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: “Kemari, aku merindukanmu!”
Akupun mengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi.
Akupun terkejut, bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata. Aku merasa beliau sudah tahu.
Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi padaku.
Kemudian beliau berkata: ”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan- akan engkau berada dalam sebuah musibah.
Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku.
Aku mendengar suaramu dan aku tidak bisa menguasai diriku hingga aku berdo’a untukmu dengan sekeras- kerasnya sementara manusia mendengar do’aku.
Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku.
Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu.
Segala puji bagi Allah, aku merasa tenang bagitu mendengar suaramu.
Akan tetapi wahai anakku, engkau teledor terhadap shalat.
Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidak mengetahui bahwa Rabbmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik.
Ini adalah sebagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu.
Akan tetapi Rabb kita telah menetapkan umur baru bagimu.
Saat itulah aku tahu bahwa yang menyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Ta’ala kemudian karena do’a ayah untukku.
Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian.
Allah Ta’ala ingin memperlihatkan kepada kita bahwa betapapun kuat dan perkasanya manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala.
Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari pikiranku.
Alhamdulillah. Wahai para pemuda, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua.
Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubat mereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.
Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban ibadah kita walaupun kelihatannya sepele.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/imam1_20180113_183315.jpg)