Dihina Menikah Dengan Ayah Angkat dan Miskin, Setahun Kemudian Semua Warga Jadi Iri Karena Ini
Saat melihatku yang masih di luar hingga larut malam, ia pun menyuruhku masuk ke rumahnya.
Luzman adalah seorang petani dan punya peternakan kambing.
Pendapatannya sekitar 1000RM per bulan.
Meskipun hidup dalam keadaan yang susah, kedua beradik tersebut merupakan orang yang sangat baik dan suka menolong.
Mereka pun menganggap aku sebagai putrinya sendiri.

Kalau ada makanan yang enak, mereka selalu memberinya kepadaku.
Saat aku sedang sedih, mereka selalu menghiburku.
Aku menganggap mereka sebagai kakak-kakakku sendiri.
Setelah lima tahun berlalu, kini usiaku sudah 20 tahun, Abang Razak dan Luzman mulai membantu untuk mencarikanku pasangan.
Namun secara halus aku menolaknya, karena aku sudah terlanjur mencintai Abang Luzman yang kini berusia 40 tahun, dan aku tak ingin laki-laki lain selain dengan abang Luzman karena aku sudah terbiasa mengandalkan dia dan selalu menemaninya.

Aku pun memberanikan diri mengungkapkan perasaanku yang selama ini aku simpan kepada abang Razak.
Abang Razak menolaknya mentah-mentah dan mengatakan bahwa aku sudah dianggap sebagai putrinya sendiri, jadi mana mungkin menikah dengan putri sendiri.
Sebelum aku masuk ke kehidupan mereka, Luzman sudah pernah menikah, namun istrinya lari saat usia pernikahannya baru 1 tahun.
Sejak saat itu hidup abang Luzman mengalami masa-masa yang sulit hingga teramat miskin.
Aku pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku ke Luzman.
Ia bilang kami beda 20 tahun, dan hidupnya miskin, namun ia memang ada rasa denganku.