Kepulangan Mat Ijah, Bahaya Angin Duduk dan Cara Mencegahnya Nomor 7 Paling Mudah
Mat Ijah, sang legenda Jawara Kota Palembang dan dikenal sebagai abah Cik ini meninggal setelah serangan angin duduk.
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM-Mat Ijah, sang legenda Jawara Kota Palembang dan dikenal sebagai abah Cik ini meninggal setelah serangan angin duduk.
Kata-kata angin duduk?
Mungkin asing bagi medis, tetapi sangat populer di kalangan masyarakat kota Palembang.
Sebab, penyakit angin duduk ini kerap dianggap masuk angin biasa. Dan memang biasa saja, tetapi akibatnya mematikan.
Yuk kita lihat apa sebenarnya angin duduk itu?
Angin duduk atau anginan adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan nyeri pada dada akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah. Terganggunya pasokan darah ini terjadi karena adanya penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah. Serangan angin duduk bisa terjadi secara tiba-tiba.
Dalam situs alodokter disebutkan, jika Nyeri dada yang dialami penderita angin duduk kemungkinan bisa menjalar sampai ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.
Nah keluhan itu diserta dengan tanta-tanda berikut ini.
1.Sesak napas.
2. Tubuh terasa lelah
3. Mual
4. Pusing
5. Gelisah
6. Mengeluarkan keringat berlebihan
Langkah Paling efektif:
1. Temui dokter jika tiba-tiba Anda merasakan nyeri pada dada, namun belum pernah terdiagnosis menderita masalah apa pun pada jantung. Walau tidak semua nyeri dada disebabkan oleh gangguan pada jantung, memeriksakan diri ke dokter adalah langkah yang paling aman.
2. Penyebab Angin Duduk (Angina)
Agar dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan asupan darah yang kaya akan oksigen secara cukup. Darah untuk organ ini akan dialirkan melalui dua pembuluh besar yang disebut sebagai pembuluh koroner. Angin duduk terjadi ketika pembuluh koroner tersebut mengalami penyempitan.

Angin Duduk Sebenarnya Lebih bisa disebut sebagai serangan Jantung
Berikut Kenali tiga macam jenis angin Duduk
1. Angin duduk stabil. Aktivitas fisik (misalnya olahraga) adalah pemicu terjadinya kondisi ini. Ketika seseorang melakukan olahraga, jantungnya akan membutuhkan lebih banyak asupan darah. Asupan tersebut tidak akan tercukupi jika pembuluh koroner mengalami penyumbatan atau penyempitan. Serangan angin duduk stabil juga dapat dipicu oleh beberapa hal lainnya, seperti merokok, stres, makan berlebihan, dan udara dingin.
2. Angin duduk tidak stabil. Kondisi ini dapat dipicu oleh timbunan lemak atau pembekuan darah yang mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung. Tidak seperti angin duduk stabil, nyeri akibat angin duduk tidak stabil akan tetap ada walau penderita sudah berisitirahat dan mengonsumsi obat. Jika dibiarkan, serangan angin duduk tidak stabil bisa berkembang menjadi serangan jantung.
3. Angin duduk varian (angin duduk Prinzmetal). Dalam kasus ini arteri jantung menyempit sementara akibat spasme. Angin duduk varian bisa terjadi kapan saja, bahkan ketika seseorang sedang beristirahat. Gejalanya seringkali parah. Penyempitan sementara pada arteri menyebabkan pasokan darah ke jantung menurun dan timbulah rasa sakit. Meskipun begitu, gejala angin duduk varian bisa diredakan dengan obat-obatan.
PENYEBAB ANGIN DUDUK
1. Kolesterol tinggi. Tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh seseorang berpotensi menumpuk di dalam pembuluh darah. Jika ini terjadi, tentu saja darah akan sulit mengalir ke dalam jantung.
2. Memiliki penyakit diabetes. Tingginya kadar gula akibat diabetes, dapat merusak dinding arteri. Selain itu, diabetes juga dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh.
3. Hipertensi. Jika aliran darah terhalang, jantung akan makin kuat memompa dan meningkatkan tekanan agar darah tersebut dapat mengalir. Jika ini terus terjadi, maka tekanan tinggi tersebut dapat merusak dinding arteri atau menyebabkan pengerasan pada pembuluh tersebut.
4. Stres. Saat kita mengalami stres, tubuh akan memproduksi sejumlah hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah. Selain itu stres juga dapat meningkatkan tekanan darah.
5. Obesitas. Orang yang mengalami obesitas akan rentan mengalami sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena angin duduk, seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
6. Merokok. Aktivitas ini dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan penimbunan kolesterol sehingga darah akan kesulitan membawa oksigen untuk diedarkan.
7. Kurang berolahraga. Orang yang kurang olahraga berisiko terkena angin duduk karena akan rentan terhadap obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes, yang akhirnya akan meningkatkan risiko terjadinya angina.
8. Umur. Orang yang berusia lanjut lebih berisiko terkena angin duduk dibandingkan dengan orang yang masih muda karena pembuluh darah akan mengeras dan kehilangan kelenturannya seiring bertambahnya usia. Terutama bagi pria, peningkatan risiko ini dimulai pada umur 45 tahun, sedangkan pada wanita dimulai pada umur 55 tahun.

Cara mengatasi Angin Duduk
1. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang atau yang mengandung banyak serat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
2. Batasi konsumsi makanan-makanan yang mengandung lemak jenuh.
3. Jangan makan melebihi porsi atau kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
4. Seimbangkan antara aktivitas fisik yang dilakukan dengan istirahat. Ada baiknya minta nasihat dokter terlebih dahulu mengenai olahraga yang aman untuk kondisi Anda.
5. Hindari stres atau tangani stres jika Anda mengalaminya.
6. Lakukanlah program penurunan berat badan jika Anda mengalami obesitas.
7. Hindari asap rokok.
Batasi konsumsi minuman keras.
Obat-obatan nitrat. Selain efektif dalam mengatasi gejala angin duduk, nitrat juga dapat digunakan sebagai metode pencegahan jangka panjang atau digunakan sebelum melakukan aktivitas yang berpotensi menyebabkan angin duduk (misalnya olahraga). Obat ini berfungsi melemaskan pembuluh darah yang kaku agar darah dapat mengalir dengan lancar menuju jantung. Salah satu obat nitrat yang banyak digunakan adalah glyceryl trinitrate. Obat ini mampu meredakan gejala angin duduk dengan cepat. Jangan mengonsumsi minuman keras selama menjalani pengobatan dengan glyceryl trinitrate karena dapat memperparah efek samping yang muncul.
Obat-obatan pencegah pembekuan darah. Obat ini berfungsi memisahkan kepingan-kepingan darah dan mencegah penggumpalan. Beberapa contoh obat dari golongan ini adalah clopidogrel dan ticagrelor.
Obat penghambat saluran kalsium. Obat ini dapat melancarkan aliran darah di dalam jantung dan meredakan atau mencegah gejala angin duduk. Obat yang juga dikenal sebagai antagonis kalsium ini mampu melemaskan sel-sel otot yang terdapat di dalam dinding pembuluh darah.