Tak Disangka, Dari China Hingga India, Ternyata Begini Cerita Dibalik 10 Makanan Khas Wong Kito
Sebagian dari makanan ini mungkin sudah dijual di kota-kota lain tetapi lebih terasa nikmatnya saat langsung dimakan di tempat
Penulis: Tresia Silviana | Editor: Tresia Silviana
SRIPOKU.COM - Palembang tidak hanya dikenal dengan wisata budaya dan wisata religi saja.
Namun, Palembang juga sangat terkenal dengan kelezatan makanan khasnya.
Bagi penikmat wisata kuliner, Kota Palembang menjadi tempat destinasi yang disukai.
Sebagian dari makanan ini mungkin sudah dijual di kota-kota lain tetapi lebih terasa nikmatnya saat langsung dimakan di tempat asalnya.
Nah berikut 10 makanan khas Palembang yang dirangkum dari berbagai sumber.
Dari 10 makanan ini ternyata terdapat cerita unik dibaliknya.
Apa saja itu?
Simak dibawah ini.
1. Pempek
Pempek bisa dibilang sebagai icon kuliner Palembang.
Pempek adalah makanan wajib yang harus dicoba dan dijadikan oleh oleh bila sedang berkunjung ke Palembang.
Teman santapan pempek adalah kuah saus bernama cuko alias cuka.
Cuko memiliki sensasi pedas yang akan menambah nikmat pempek.
Pempek tidak hanya dapat ditemui di Palembang, namun juga di kota lain di Sumatera Selatan.
Di daerah Palembang, pempek sendiri memiliki beberapa jenis bergantung dari kreatifitas pembuat pempek tersebut.
Beberapa jenis pempek seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek kulit, pempek pistel, pempek lenggang, pempek udang, pempek tahu dan banyak lainnya.
Pempek bisa ditemukank hampir di setiap sudut Kota Palembang.
Bicara mengenai sejarah kuliner lezat ini, pempek ini telah ada sejak abad ke 16, dimana saat itu Sultan Mahmud Badaruddin II sedang berkuasa.
Di masa kesultanan Palembang itu, pempek disebut dengan kelesan.
Kelesan adalah makanan adat yang akan ditemui di Rumah Limas yang memiliki sifat dan kegunaan tertentu.
Makanan ini disebut dengan kelesan karena pempek di keles atau artinya tahan bila disimpan lama.
Pempek pertama kali dibuat oleh orang asli Palembang namun dijual oleh pedagang Tionghoa yang memang saat itu sudah masuk ke Palembang.
Di tahun 1916, pempek baru mulai di jajakan di kampung kampung, terutama di kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang yang dikenal dengan kawasan keraton.
Nama pempek sendiri berasal dari sebutan pembeli pempek pada penjualnya saat itu.
Pembeli menyebut pedagang Tionghoa yang berjualan kelesan dengan sebutan empek.
Banyak pembeli, khususnya anak muda Palembang memanggil penjual kelesan dengan sebutan ‘Pak, Empek, Mampir kesini’.
Karena hal ini, nama pempek lebih populer dibanding kelesan dan dijadikan nama kuliner berbahan ikan ini sampai sekarang.
2. Tekwan
Selain pempek, Palembang juga memilki kuliner berbahan ikan lain bernama tekwan.
Campuran ikan tenggiri ini ditemani dengan jamur, bihun atau soun, irisan bengkoang, daun bawang dan kemudian disiram dengan kuah berbahan udang yang gurih.
Dilihat dari sejarahnya, tekwan merupakan kuliner hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Palembang.
Saat itu pedagang Tionghoa yang sudah menetap di Palembang memperkenalkan kuliner berbahan ikan ini yang dikemudia diadopsi oleh orang asli Palembang.
Orang asli palembang ini mengubah rasa sup ikan ini dengan cita rasa lokal yang sesuai dengan lidah orang Palembang.
Nama tekwan sendiri berasal dari gabungan kalimat ‘bekotek samo kawan’ yang memilki arti mengobrol bersama kawan.
Kata dalam bahasa palembang ini kemudian disingkat menjadi tekwan.
Hal ini didasari dari kebiasaan orang Palembang yang menyantap tekwan dalam suasaan santai sambil berbincang dengan para temannya.
Meski begitu, ada pula yang menyebut bahwa nama tekwan berasal dari serapan bahasa Inggris yakni kalimat ‘take one’ yang artinya mengambil satu satu.
3. Mie Celor
Bagi penikmat mie, Palembang juga memiliki kuliner berbahan mie yang khas bernama mie celor.
Mie celor adalah panganan mie yang disiram dengan kuah santan dan kaldu ebi atau udang kering.
Mie celor biasanya dihidangkan dengan tauge, irisan telur rebus, seledri, daun bawang dan bawang goreng. Kuah mie celor memiliki tekstur kental dengan warna putih kecoklatan dari warna santan.
Sementara mie yang digunakan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan mie biasanya, layaknya mie aceh atau mie udon.
Baca:
Paha Mulus Vannesa Angel Disentuh dengan Bagian Ini, Netizen : Menang Banyak Bang Hotman
Meski Cowok Cewek. 5 Artis Kakak Adik ini Tampil Kompak & Dianggap Siblings Goals
Mie celor memiliki cita rasa gurih dari perpaduan santan dan ebi.
Mie celor sangat nikmat disantap saat panas ditemani sambal pedas yang menambah cita rasa mie khas Palembang ini.
4. Laksan

Laksan adalah kekayaan kuliner lain dari Sejarah Makanan Khas Palembang.
Laksan pada dasarnya mirip dengan pempek yakni campuran dari ikan yang digiling halus dan tepung sagu.
Adonan daging ikan ini dibuat dengan bentuk oval dan kemudian dipotong dengan sejajar.
Bentuknya mirip dengan pempek lenjer yang dipotong lebih kecil setebal 1 sampai 1,5 cm.
Bedanya, laksan tidak disajikan dengan cuko yang berwarna hitam, melainkan dengan kuah santan.
Kuah santan ini biasanya ditambah bumbu bumbu lain seperti ebi yang membuat rasanya makin gurih dan sedap.
Laksan biasanya disajikan dengan sambal merah dan tidak lupa taburan bawang goreng.
5. Martabak Har
Pelembang juga memiliki panganan martabak terkenal bernama martabak Har.
Martabak ini berbahan dasar tepung terigu yang kemudian dicampur dengan telur bebek dan telur ayam.
Teman santapan martabak ini adalah kuah kari kambing yang dicampur dengan kentang.
Berbeda dengan martabak telur yang dijajakan di kota lain, martabak Har ini disajikan dengan kuah berbahan kari dan kecap asin yang dicampur dengan cabai rawit yang pedas.
Secara porsi, martabak har juga diperuntukan untuk satu orang, berbeda dengan martabak telur biasanya.
Sejarahnya, martabak Har ini diperkenalkan oleh Haji Abdul Razak.
Beliau menyajikan masakan khas India yang juga disesuaikan dengan lidah orang Palembang.
Martabak ini memiliki rasa gurih khas kari dengan tekstur martabak yang padat dan kulitnya yang garing.
6. Tempoyak
Bagi Anda penggila Durian, wajib mencoba kuliner bernama tempoyak ini.
Tempoyak adalah makanan berbahan dasar durian yang ditumus dengan irisan bawang dan cabai.
Tempoyak dihidangkan layaknya sambal dan menjadi pelengkap makanan utama yang sedap.
Tempoyak memiliki karakteristik rasa yang unik dengan perpaduan rasa gurih dan rasa khas durian.
Tempoyak telah menjadi makanan favorit banyak orang Palembang dan wisatawan yang datang ke Kota Palembang.
Bagi penyuka durian dan hendak mencicipi varian makanan dari durian, tempoyak adalah pilihan tepat yang harus dicoba.
7. Pindang
Kuliner khas lain dari Palembang adalah pindang.
Pindang adalah olahan kuah yang memiliki perpaduan rasa segar, gurih dan pedas yang sangat khas.
Pindang dibuat dari bumbu rempah khas Indonesia yang cocok dengan selera kebanyakan orang Indonesia.
Di Sumatera Selatan, Anda bisa menemukan berbagai macam pindang seperti Pindang Komering, Pindang Meranjat dan Pindang Palembang.
Isi dari pindang ini bermacam macam, bisa berupa pindang ikan patin, pindang udang, pindang tulang, pindang ikan baung, pindang telur ikan, pindang ikan gabus dan banyak lainnya.
Palembang memang menyimpan banyak makanan khas yang memakai bahan ikan.
Pindang sangat nikmat disantap dengan sepiring nasi putih yang hangat.
Akan mendapatkan sensasi lebih gurih, pedas dan segar dari kuliner khas Palembang ini.
Ditambah dengan lembutnya ikan atau udang, pindang bisa menjadi pilihan makan siang yang menarik untuk Anda.
Pindang juga biasa dihidangkan dengan irisan nanas dan daun kemangi.
8. Kue Lumpang

Palembang juga memiliki kue basah yang khas bernama lumpang.
Kue lumpang ini berwarna hijau dan biasa dihidangkan bersama parutan kelapa gurih yang diberi garam kemudian dikukus.
Kue lumpang memiliki rasa yang manis gurih dengan tekstur empuk dan lembut.
Kue ini biasanya disantap sebagai sarapan di pagi hari ditemani dengan secangkir teh atau kopi.
Kue lumpang dibuat dengan cara dikukus.
Selain berwarna hijau, sebenarnya kue lumpang juga memiliki warna lain yakni warna putih dan cokelat.
Kue lumpang hijau terbuat dari daun pandan, kue lumpang putih dari gula pasir dan kue lumpang cokelat dari gula aren.
Baca:
Ini 6 Perkara Basuki Tjahaja Purnama di Tahun 2017, No 5 Bikin Haru Hingga Jadi Sorotan Dunia
Kaleidoskop 2017 - 7 Skandal Selingkuh Artis paling Heboh 2017, No 4 Sudah Hamil Duluan
Kue ini populer di Palembang dan cocok dijadikan oleh oleh khas kota Palembang.
Berdasarkan sejarahnya, kue lumpang sudah dijual di Palembang lebih dari 80 tahun yang lalu.
Kue lumpang pada awalnya dijual oleh para pedangan keliling yang berjalan dari kampung ke kampung.
Nama kue lumpang ini terinspirasi bentuknya yang mirip dengan lumpang, atau wadah untuk menumbuk padi.
Kue lumpang memilki bentuk bulat dengan bagian cekung di tengahnya yang memiliki kemiripan dengan lumpang.
Lumpang ini digunakan masyarakat Palembang untuk menumbuk padi, kopi maupun bahan dapur lainnya.
9. Kue Maksuba

Kue Maksuba ialah kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis.
Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir.
Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis.
Rasanya enak, manis dan legit.
Sekilas mirip dengan dengan kue lapis, namun kue maksuba memiliki tekstur dan rasa yang berbeda.
Kue ini sering disajikan ketika saat hari raya ataupun acara penghormatan.
10. Kue Delapan Jam

Makanan ini dinamakan kue delapan jam karena proses pembuatannya membutuhkan waktu 8 jam.
Kue ini memiliki komposisi yang hampir sama dengan Maksuba, yang membedakan kue delapan jam ini adalah proses pembuatannya.
Kue delapan jam dibuat dengan cara dikukus selama 8 jam.
Bukan dipanggang seperti maksuba.
Kue ini juga biasa disajikan pada saat hari raya di Palembang.
====
Selain berbagai makanan lezat diatas, Palembang juga memiliki beberapa makanan enak lainnya seperti model, celimpungan, burgo, lempok durian, es kacang merah, gulo puan dan banyak lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/makanan-khas-palembang_20171213_132247.jpg)