Skill Mumpuni Si Raja Offside Inzaghi yang Sengaja Disembunyikan, dan Jadi Senjata Ampuh
"Mencetak gol tidak sengaja, kadang tendangannya lemah, tetapi bek bahkan kiper sudah terlanjur terkecoh
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Namun dia cerdas, dengan kecepatannya yang memang tidak istimewa, tetapi cukup cepat untuk membuat bek-bek lawan bingung dan kelimpungan. Di sinilah peran Inzaghi. Coba lihat ketika dalam proses penyerangan timnya, sahabat karib Christian Vieri ini selalu bergerak “tidak jelas” ke sana-sini. Banyak yang menilai bahwa apa yang dilakukan Inzaghi adalah soal membuka ruang – ya, memang betul – namun keuntungan dari wara-wiri-nya tidak cuma itu.
Inzaghi bergerak ke sana kemari untuk menjaga kecepatan konstannya. Namun hal ini membuatnya selalu mampu bereaksi “seolah-olah” lebih cepat dari para bek. Logikanya ketika kita membawa bola, ketika lawan yang kemudian mengejar dari belakang berusaha merebut bola, maka secara insting kita akan mengetahui lawan berada di mana, jika kekiri, maka kita akan sedikit bergerak ke kanan, ini akan lebih cepat.
Bayangkan jika seorang Inzaghi bergerak tanpa bola, maka bek-bek yang menjaganya akan bingung.
Sebabnya? saya akan meminjam ulasan dari Bung Syafawi tentang logika kecepatan dari naluri membunuh Inzaghi, seperti di FANDOM.ID.
"Para pemain bertahan lebih sering beranjak dari posisi diam daripada Inzaghi yang sudah melakukan pergerakan jauh sebelum bola berada pada momen dan timing yang pas untuk ia eksekusi. Dan itulah alasan mengapa koleksi gol Inzaghi sedikit banyak adalah hasil dari bola muntah atau bola-bola deflected yang bagi orang awam akan menilainya sebagai gol keberuntungan. Atau jika ingin memuji gol-gol aneh semacam itu, para analis akan menyebutnya sebatas “naluri sejati seorang striker” – yang sebenarnya tidak menjelaskan mengenai apapun."
"Padahal, kalau dengan logika percepatan dan kecepatan ala Einstein, kita harusnya menyadari, betapa hebatnya kesadaran kecepatan dan percepatan seorang Inzaghi, sampai-sampai menutup seluruh anggapan mengenai keterbatasan skill-nya dan menjelma jadi salah satu striker top Eropa."
Itulah mengapa seorang Carlo Ancelotti tetap memercayakan lini depan AC Milan yang kala itu pernah dibesutnya kepada Inzaghi selama bertahun-tahun. “Tidak ada tim hebat tanpa seorang striker berjenis pembunuh,” kata Don Carletto merujuk pada sosok Inzaghi.
Logika kita, bagaimana seorang Inzaghi bisa bertahan di Liga SERI A yang begitu keras kalah itu. Bagaimana dia mencetak gol di moment krusial di ajang Liga Championsh. Terus bagaimana dia bisa mengelabui bek-bek tangguh dan kiper-kiper hebat.
Satu yang pasti, Carlon Ancelotti adalah sosok pelatih yang teliti dan memiliki insting tajam ketika memilih pemain. Dia sangat percaya kepada Inzaghi, bukan karena dia lahir dalam posisi offside seperti dikatakan Alex Ferguson atau ejeken Johan Cruyf bahwa dia tidak memiliki skill bermain bola.
Tetapi karena Ancelotti tahu Inzaghi memiliki skill komplit sebagai seorang penyerang, dan saat-saat tertentu akan dia keluarkan ketika terdesak. Inzaghi tidak akan mengeluarkan kecepatan dan teknik, ketika tidak terpaksa dan ini justru menjadi senjata ampuh, ketika lawan tidak tahu akan kehebatannya apalagi kemudian menganggap dia remeh.
Ini Video gol-golnya ketika di
4. Mulai Punah, meski Semangatnya Tetap di Hidup
PADA masa kini, tidak ada lagi striker seperti Inzaghi, karena pelatih lebih menginginkan striker modern memiliki daya jelajah, kemampuan membantu pertahanan, berduel merebut dan mencari bola, dan memiliki skill seperti Messi, kecepatan sehabat Ronaldo dan memiliki tendangan-tendangan bebas mematikan, tembakan jarak jauh dari luar kotak penalti ampuh seperti David Beckham atau Andrea Pirlo.
Tetapi lagi-lagi ketika kita mengamati Video-Video dan aksi-aksi Inzaghi, ketika bermain untuk Atalanta, kemudian Juventus dan Milan. Ada banyak perubahan gaya bermain yang dia lakukan. Dia sedikit mengorbankan gaya bermainnya ketika di Atalanta. Tetapi dia memang punya skill, tembakan jarak jauh akurat (meski tidak sehabat Ronaldo), free kick mematikan (meski tak sehabat Bechkam), gocekan melewati satu dua pemain (meski tidak sehabat Messi).
Namun satu yang tidak dimiliki ketiga pemain itu, pergerakan tanpa bola, kemampuan membaca pergerakan bek lawan untuk lolos dari jebakan offside, dan penampatan posisi yang memang sudah dia pelajari sebelum bertanding. Karena dalam refernsi lain, Inzaghi selalu menonton video dan mengamati bek-bek lawan sebelum tim yang dia perkuat baik ketika di Juvantu maupun Milan bertan ding.