Pasien BPJS Kesehatan yang Lakukan Operasi Caesar Dikenakan Biaya Tambahan
"Ternyata ada ketidaksinkronan antara pentakit yang ada di rumah sakit dengan sistem INA CBG pada data pengelompokkan penyakit"
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM,PALEMBANG - Kunjungan kerja panja INA CBG DPR RI yang mebidangi Tenaga kerja, transmigrasi, kependudukan dan kesehatan ke RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Jumat (8/12) adalah menggali informasi mengenai sistem INA CBG BPJS kesehatan yang terjadi di rumah sakit yang ada, rumah sakit pemerintah maupun swasta.
INA CBG merupakan kependekan dari Indonesia Case Base Groups, yaitu sebuah sistem aplikasi yang digunakan oleh fasilitas kesehatan atau rumah sakit untuk mengajukan klaim ke pemerintah dalam hal ini BPJS Kesehatan.
Tujuan dari kunjungan panja INA CBG ini adalah untuk mengevaluasi kembali sistem yang ada karena ditemukan ketidaksinkronan data di rumah sakit dengan di sistem INA CBG.
Hal ini dibenarkan oleh perwakilan komisi IX DPR RI, Okky Asokawati, "Ternyata ada ketidaksinkronan antara pentakit yang ada di rumah sakit dengan sistem INA CBG pada data pengelompokkan penyakit dari kementerian kesehatan," paparnya.
Tambahnya lagi, biaya untuk operasi caesar dan penyakit malaria mengalami perbedaan. Pihak rumah sakit harus menanggung biaya lebih besar untuk operasi caesar. Seharusnya ada biaya tambahan yang dibayar oleh pasien untuk operasi caesar.
