Mahasiswa Poltek Meninggal Kesurupan
Cerita Aneh Dibalik Meninggalnya Aris Fuady Mahasiswa Politeknik Sriwijaya, Ada yang Bilang
Pesan chat yang ditulis almarhum bertuliskan yakni "Pamitt dlu kawan, doai be lancar" seraya ditambah dengan emotion berpamitan.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Tresia Silviana
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sepenggal kalimat berpamitan, menjadi kata-kata pesan terakhir kalinya yang disampaikan almarhum Haris Fuady (19), kepada teman-temannya.
Pesan ini dituliskan almarhum pada chat LINE grup sesama teman-temannya.
Pesan chat yang ditulis almarhum bertuliskan yakni "Pamitt dlu kawan, doai be lancar" seraya ditambah dengan emotion berpamitan.
Salah satu teman almarhum pun menanggapi pesan almarhum dan berbalik bertanya hendak pamit kemana.
Jeda hitungan beberapa menit, almarhum pun langsung menjawab dengan chat singkat bertuliskan "Muncakkk".
Chat yang ditulis almarhum Haris sehari sebelum almarhum meninggal dunia, ketika mengikuti kegiatan lapangan pendidikan dan latihan dasar (diklatsar) angkatan XIX tahap I Mahasiswa Pecinta Alam Himpala Bahtera Buana (Mapala HBB) Polsri di kawasan RT 29 Mekarsari Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus Palembang, Sabtu (2/12) malam.
Pihak keluarga dan kerabat sama sekali tak menyangka meninggal dunianya Haris yang tercatat sebagai mahasiswa semester III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri).
Dari pantauan Sripo Minggu (3/12), suasana duka dan sedih menyelimuti rumah duka yang beralamat Jalan Jambu Sukeroje RT 10 RW 02 Kelurahan 8 Ilir Kecamatan IT I Palembang.

Kedua orangtua almarhum tampak bersedih sekali dan sama sekali tidak ada firasat.
Nurhayati, ibu kandung almarhum, yang tak henti-hentinya menangis dan sontak histeris dihadapan jasad jasad anak ketiganya yang dibalut kain kafan.
Nurhayati merasa tidak percaya, bahwa anak kesayangannya itu sudah meninggal dunia.
Sementara Masrukhim, ayah almarhum, tampak tegar meratapi jasad anaknya. Namun ekspresi Maksrukhim, terlihat jelas raut kesedihannya yang sesekali mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
Tak ada firasat apa pun dari keluarga almarhum Haris. Namun beberapa hari sebelumnya, keluarga mengalami mengalami kejadian yang aneh.
Almarhum sempat bercerita didatangi oleh neneknya yang sudah meninggal dunia dan diajak pergi ke suatu tempat.
"Cerita dari keluarganya, sekitar dua atau tiga hari yang lalu saat bersantai bersama keluarga. Dia (almarhum) mengatakan kenapa nenek tidak disuruh masuk (rumah), dibiarkan berdiri depan pintu, dan neneknya itu mengajaknya pergi,” kata Handoko, paman almarhum, ketika ditemui di rumah duka.
Keluarga pun sontak dibuat terkejut. Dikarenakan nenek almarhum sudah meninggal dunia sebelumnya. "Kalau neneknya sudah meninggal sekitar dua atau tiga bulan yang lalu. Kami terkejut, namun tidak begitu dipikirkan," ujar Handoko.
Handoko mengatakan, pihak keluarga mendapatkan kabar almarhum meninggal dunia Sabtu (2/12) malam dan jasadnya sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Keluarga mengangga meninggal dunianya almarhum sebuah musibah.

Almarhum sama sekali memiliki riwayat sakit. Terlebih lagi adanya informasi almarhum meninggal dunia karena kesurupan atau kerasukan.
Teman almarhum ada yang menyampaikan, bahwa almarhum meninggal karena kelelahan.
“Kami (keluarga) menganggapnya ini sebuah musibah. Selama ini tidak pernah dia mengalami kesurupan atau hal-hal semacam itu. Ada temannya bilang, kalau dipaksa terus berjalan. Istirahat sebentar, terus jalan lagi, istirahat sejenak dilanjutkan jalan lagi,” ujarnya.
Bada sholat Dzuhur, jenazah almarhum diberangkatkan dari rumah duka menuju pemakaman.
Suasana haru mewarnai prosesi pemakaman Haris di TPU Puncak Sekuning Kecamatan IB I Palembang.
Isak tangis mengiringi prosesi pemakaman almarhum Haris. Tampak Masrukhim, orangtua almarhum tak dapat menahan kesedihannya.
Begitu juga dengan pihak keluarga lainnya yang tak henti-hentinya menangis menghantarkan jasad almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.
Rasa sedih dan duka juga terlihat dari puluhan teman-teman almahum.
Bahkan sebagian teman-teman almarhum dari Mapala HBB Polsri, meneteskan air mata untuk melepaskan kepergian almarhum untuk selamanya.
Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa MT tampak juga ikut serta mengiringi prosesi pemakaman almarhum.
Atas nama kampus Polsri, Ahmad Taqwa turut berduka cita dan mendoakan agar almarhum khusnul khotimah.
"Tidak ada yang tahu rahasia Allah, ini adalah musibah bagi kami dari keluarga Polsri," ujar Ahmad Taqwa, dalam sambutannya kepada keluarga almarhum.