Numpang Makan di 3 Anaknya, Ibu Ini Selalu Menangis, Anak Ke-3 Beri Air, Ia Langsung Berikan Warisan
Dia tersenyum sambil meneteskan air mata, lalu mengeluarkan jepitan rambut emasnya tersebut, dan diselipkan ke rambut Vera, putri bungsunya.
Melihat ibunya datang, Rosa menyiapkan semangkuk bubur dan sayur asin untuknya.
Dia hanya makan sekadarnya, lalu pergi.
Ketika dia hendak meninggalkan rumah putri sulungnya itu, dia bertemu dengan cucunya.
“Nek, ayo masuk ke rumah, kita makan, Mama bilang hari ini masak daging sapi,” kata cucunya.
“Nenek sudah makan, kalian saja yang makan, ya, ” jawabnya, dan dalam hatinya merasa kecewa.
Kemudian dia pergi ke rumah putri keduanya, Sely, suami Sely juga lumayan baik secara ekonomi dan pekerjaannya juga lancar.
Namun, tampaknya Sely tidak begitu senang melihat ibunya datang mengunjunginya.
Sely memberi ibunya sayur sisa, roti dan air hangat untuknya.
Dia merasa diperlakukan seperti pengemis.
Dia hanya makan beberapa suap sambil meneteskan air mata, tapi Sely malah pura-pura tidak melihat sambil berkata,
“Bu, sudah siang nih, lebih baik ibu segera pulang, nanti aku akan sibuk sekali begitu anak dan suamiku pulang.”
Dia mengangguk dan melihat Matahari di siang hari yang terik, lalu pergi dengan langkah kaki agak terhuyung.
Dia menggelengkan kepala dan mendesah, “Paling susah ketika mengurus kedua anak perempuan ini, tapi sekarang tidak ada satu pun yang bersedia memberi yang layak untuknya.”
Kemudian dia berjalan pergi, dan tanpa terasa langkah kakinya telah menuju ke rumah putri bungsunya, Vera. Keadaan Vera paling susah dibanding kedua kakaknya.