Mata Jenazah Keluar Nanah, Tanah Susah Dicangkul, Ternyata Saat Hidup Ia Suka Begini

Ia bukan orang sembarangan.Ia adalah seorang mantan lurah dan sudah puluhan tahun menjabat lurah.

Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis

Dia seperti tertindih beban berat yang menimpa tubuhnya dan itu membuat ia kejang-kejang.

Mulutnya menganga dan kedua kakinya diangkat mengangkang.

Namun tidak terdengar rintihan dari mulutnya, dan degup jantungnya kian terasa pelan berdetak.

Hingga akhirnya, tidak terdengar lagi detak jantungnya, tak terendus lagi desah nafasnya.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Ia menghembuskan nafas terakhir dalam kesakitan yang menyiksa.

Setelah tahu ayahnya tak lagi bernafas, tak berdegup lagi jantungnya dan juga sudah berada di alam lain, Oding tak lagi membisikkan kalimat thayyibah.

Ia seketika tercekat dan tersedu.

Lalu disusul isak tangis.

Sementara Lasmi menjerit keras, meratapi kepergian sang suami tercinta.

Tahu kalau pasien yang sudah seminggu menginap itu sudah meninggal, kedua perawat segera merawat tubuh almarhum.

Kedua kaki almarhum yang mengangkang segera diluruskan.

Untunglah, usaha kedua perawat itu tak sia-sia. Kaki almarhum dapat diluruskan dan setelah itu almarhum segera diurus.

Sejurus kemudian, almarhum dimasukkan ke mobil ambulans dan jenazah segera dibawa pulang.

Mata Keluar Nanah
Mobil ambulans yang membawa jenazah itu tiba di rumah duka, tepat saat matahari sudah muncul dari ufuk timur.

Suara sirine ambulans yang meraung-raung memasuki kampung Semangka, segera menjadi tanda kalau di kampung itu ada yang meninggal dunia.

Ilustrasi
Ilustrasi ()
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved