Pengamat: Wajar Warga Tegal Binangun Menolak Masuk Banyuasin Tapi Ini Solusinya
"Wajar saja kalau ada ketakutan dari masyarakat karena selama ini mereka sudah nyaman jadi warga Palembang," ujarnya Abdullah Idi.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pengamat Kebijakan Publik Sumsel, Prof Abdullah Idi mengungkapkan polemik warga Tegal Binangun Jakabaring enggan masuk menjadi warga Banyuasin merupakan hal wajar.
Mereka takut jika tak lagi menjadi warga ibu kota Palembang bakal sulit berurusan serta pembangunan di daerah mereka jadi tertinggal.
"Wajar saja kalau ada ketakutan dari masyarakat karena selama ini mereka sudah nyaman jadi warga Palembang," ujarnya menanggapi polemik Tegal Binangun, Kamis (16/11/2017).
Maka dari itu, ia menyerukan untuk pemerintah agar melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa menjadi warga Banyuasin bukan sebuah momok menakutkan.
Jika telah resmi menjadi warga Banyuasin, maka pemkab Banyuasin juga harus mengedepankan pembangunan dan mempermudah warga untuk mengurus pelayanan publik.
"Jadi intinya itu harus kedepankan komunikasi. Pembangunan juga harus lebih maju atau paling tidak setara Palembang. Jika tertinggal dari sebelumnya itu yang dikhawatirkan masyarakat," tegas dia.
Kendati sebagian warga Tegal Binangun nantinya bakal menjadi warga Banyuasin, Abdullah Idi menegaskan tidak akan menimbulkan dampak sosial terhadap masyarakat.
Asalkan pemerintah harus berkomitmen untuk membawa daerah mereka lebih maju dan memberikan kejelasan status mereka menjadi warga mana.
"Pro dan kontra itu biasa nanti juga bakal hilang. Terpenting itu pemkab Banyuasin bisa menjanjikan kesejahteraan mereka lebih baik lagi dari sebelumnya," ungkapnya.