Dinikahi Pria Terjelek, Hingga Tak Mau Lakukan Hubungan Intim Selama 1 Tahun, Yang Terjadi
Terkadang apa yang dipilih oleh orangtua sangat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh anaknya bahkan bertolak belakang
Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis
"Kamu tidur di bawah sini?," tanya Xian kepada suami yang tak diharapkannya itu.
"Sudah biasa, tenang saja," jawab Li Xan santai.
Xian tiba-tiba merasa kasihan sekali terhadapnya.
Pria 30 tahunan itu tidak bodoh hanya lebih polos dan tampang memang pas-pasan, tapi untuk yang lainnya, dia cukup lumayan.
Orang tuanya sudah lama bingung karena dia belum juga menikah.
Di kampung sudah tidak ada lagi gadis yang bisa dikenalkan dengannya.
"Kamu pakai cara apa sampai ibuku berjanji untuk menikahkan aku denganmu?," tanya Xian.
"Tidak ada apa-apa, ibumu tanya, apa aku rela buat jaga adik ipar, ya adikmu itu, seumur hidup juga, aku ngangguk. Hanya itu saja," jelasnya santai.
Malam itu, Li Xan tetap tidur di bawah, tapi walaupun begitu, dia tetap tidur dengan sangat lelap.
Mereka menjalani hidup seperti itu selama setengah tahun.
Hingga suatu hari, ibu Xian melihat tidak ada tanda-tanda perubahaan yang ada pada diri Xian, ia lalu bertanya.
"Si Li Xan apa tak bisa punya anak? Kenapa sampai sekarang kamu belum hamil?," tanya sang ibu pada Xian.
"Tak apa bu, tak perlu buru-buru," jawab Xian.
Saking penasarannya, sang ibu bahkan mau membawa putri dan suaminya inj ke dokter untuk cek kesuburan, namun Xian menolak.
Ia sempat berpikir untuk tidur seranjang dengannya.
Tapi saat membayangkan gigi Li Xan yang kuning itu, Xian langsung kecewa dan malah begidik jijik.
Tahun berikutnya, jika musim hujan, kampung Xian begitu dingin.
Hujan bisa turun seminggu berturut-turut.
Selama beberapa hari ini, Xian masih enggan turun dari ranjang.
Li Xan tidak marah bahkan ia juga selalu membawakan sarapan, makan siang dan makan malam untuk Xian.
Ia juga yang bereskan semua pekerjaan rumah.
Sampai malam itu hujan berhenti.
"Aku akan membawa kamu pergi ke sebuah tempat!," katanya.
Xian sebenarnya tak ingin pergi, tapi Li Xan kemudian melanjutkan, "Aku gendong kamu kesana."
Kemudian Li Xan bawanya ke taman tua.
Dia meminta duduk di kursi taman dan menutup mata.
"Nanti aku bilang satu dua tiga, kamu baru buka mata ya!," katanya.
"Kamu sedang apa sih?," tanya Xian penasaran.
Tapi detik berikutnya dia sudah menghitung satu-dua-tiga.
"Sekarang coba buka matamu dan liat kedepan," pinta Li Xan.
Xian melihat sederetan balon warna-warni, setiap warna digambar dengan ekspresi yang berbeda-beda, di atasnya ada tulisan "Aku cinta kamu, aku mau menghabiskan hidupku bersamamu."

Xiam kemudian terdiam dan melihat Li Xan yang tersenyum malu di pinggir sana.
"Kamu ini sebenarnya sedang apa sih?," tanyanya penasaran kepada Li Xan.
"Aku tak pernah ke kota, seumur hidup aku tinggal di kampung. Aku lihat banyak hal romantis di TV. Tapi aku tak bisa melakukan semuanya. Aku pikir banyak, tapi layang-layang yang aku berikan padamu. Kamu bahkan tak melihatnya sama sekali, aku kasih bunga sama kamu, kamu juga langsung buang. Aku cuman terpikir hal ini saja, aku lihat di TV juga gitu kok," kata Li Xan sembari tertawa.
Itulah pertama kali Xian merasa sangat tersentuh dan terharu, walaupun hanya beberapa buah balon.
Tapi ia merasakan kalau Li Xan begitu mencintainya.
Malam itu, Xian mencari layang-layang yang dulu dia berikan dan saat menemukannya ia memberikannya kepada Li Xan.
"Coba kamu perbaiki, nanti kalau cuaca cerah kita bisa main layangan," kata Xian sambil tersenyum.
"Hah! Aku perbaiki sekarang juga?," tanya Li Xan heran dengan permintaan istrinya.
"Kamu ini, sekarang itu waktunya tidur, besok pagi saja kamu perbaiki layangan itu," ucap Xian sambil tertawa.
Sejak hari itu, Xian dan Li Xan tidur satu ranjang.
Mereka seutuhnya menjadi suami istri setelah Xian berjuang selama satu tahun.
Dua tahun setelah itu, mereka berdua pergi ke kota untuk bekerja dan menabung sedikit uang selama setahun.
Tahun berikutnya mereka pulang ke kampung dan membangun rumah.
Tidak lama setelah itu Xian hamil dan melahirkan anak laki-laki pertamanya.
Setelah si kecil lahir, Li Xan kembali ke kota untuk bekerja, sedangkan Xian menjadi ibu rumah tangga.
Tahun berikutnya, Li Xan pulang dan ingin punya anak kedua.
Cinta yang diberikannya kepada Xian membuat wanita ini bahagia menjalani hidupnya sekarang.