Heboh Sampai Luar Negeri, Ternyata Ini Manfaat hingga Cara Ritual Seks di Gunung Kemukus

Sex Mountain, begitulah julukan yang diberikan media asing kepada Gunung Kamukus yang konon digunakan oleh orang-orang untuk melakukan ritual sex.

Penulis: Panji Maulana | Editor: Candra Okta Della
Istimewa
Ritual seks di Gunung Kemukus 

Begini Cara Mengikuti Ritual Seks di Gunung Kemukus

Banyak pria yang sudah menikah, istri yang selingkuh dan pejabat pemerintah yang ikut dalam ritual seks yang terjadi di Gunung Kemukus, Jawa Tengah, Indonesia. Alasan mereka tak banyak.

“Saya datang kesini untuk mencari keberuntungan,” ujar seorang janda bernama Mardiyah kepada SBS Dateline News.

Wanita ini adalah satu dari ribuan orang yang kerap bepergian ke puncak salahsatu gunung di Jawa ini untuk melakukan ritual seks.

Mardiyah pun langsung melakukan ritualnya. Ia berdoa di sebuah batu yang ada di Gunung Kemukus.

Berharap doanya itu membawa keberuntungan.

Setidaknya bisa membantunya melunasi hutang-hutangnya yang menumpuk.

SBS/Ruangan untuk wisata seks yang ada di Gunung Kemukus
SBS/Ruangan untuk wisata seks yang ada di Gunung Kemukus ()

Lalu apa syaratnya agar keinginannya itu terkabul?

Melakukan seks dengan orang asing adalah syarat utamanya.

Mereka percaya itu akan memberikan kekayaan dan banyak keberuntungan.

Seorang pria bernama Gepeng mengaku bepergian ratusan kilometer hanya untuk sampai ke Gunung Kemukus. Ia sama seperti penganut ritual seks lainnya.

“Datang saja kesana dan carilah orang asing. Berhubungan lah dengannya. Tentunya berbeda dengan istrimu yang ada di rumah. Hanya sejarah lah yang bisa memperlihatkan itu (mitos ritual seks) terbukti atau tidak,” katanya.

Pengunjung lainnya ikut berkomentar. “Aku bahkan tak memberitahu istriku. Tak mungkin dia tahu aku kesini,” jelasnya.

Ritualnya dimulai dengan berdoa dan memberikan persembahan. Lalu mereka membasuh tubuhnya di air suci yang ada di lokasi tersebut. Setelah itu, saatnya bercinta.

“Ini memang aneh. Sebuah paradox. Disitu ada masjid, ada kuil. Tapi di luarnya, ada pula tempat untuk berhubungan seks,” kata Professor Keontjoro Soeparno, pakar sosio psikologi dari Universitas Gajah Mada. Ia mengaku sudah mempelajari ritual ini selama 30 tahun.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved