Kisah Nyata, Astaga Jenazah Pejabat Ini Keluar Belatung, Saat Mau Dikubur Ada Suara Mengejutkan Ini

Sebagai salah satu Modin yang memang sudah lama bekerja di tempat tersebut, pria ini awalnya diminta anak dari almarhum untuk ikut mengurus jenazah.

kabarmakkah.com
Ilustrasi. 

Sang modin kemudian meminta izin agar semua anak-anak almarhum membantu menunggingkan jenazah sang ayah.

Kejadian aneh pun kembali terjadi.

Ketika jenazah ditunggingkan, tiba-tiba keluar ulat-ulat yang masih hidup.

Bahkan jumlahnya hampir memenuhi sebuah baskom.

Hal ini membuat semua orang yang menyaksikan semakin bertambah panik.

Kejadian ini pun membuat sang Modin terus berdoa dan berharap agar tak lagi ada kejadiiian ganjil yang menimpa sang jenazah.

Usai kejadian tersebut, sang Modin mengatakan jika ia kembali memandikan serta mewudhukan sang jenazah.

Ia juga meminta anak-anak dari almarhum untuk mengkain kafankan sang ayah.

jenazah pun dibawa ke dalam kamar dan yang bisa melihat hanya keluarga terdekat saja.

Sang modin melakukan ini agar tidak timbul aib atau fitnah jika ada orang lain yang melihatnya.

Peristiwa ganjil ketiga pun kembali terjadi ketika jenazah dibawa ke dalam kamar.

Ketika jenazah akan diletakkan di atas kain kafan, sang Modin menyadari jika kain kafan yang ada hanya cukup menutupi ujung kepala sampai kaki, tidak ada lebihnya.

Hal ini membuatnya tak bisa mengikat bagian kepala dan kaki.

http://www.jawapos.com/uploads/news/2017/06/10/jenazah-julia-perez-disalatkan-di-masjid-al-ikhlas_m_136580.jpeg

Sang modin seolah merasa jika kain kafan tersebut seperti menolak sang jenazah.

Meski begitu, ia meyakini jika mungkin dirinya yang salah disaat memotongnya.

Sang modin kemudian mengambil kain lain.

Usai dipotong, kain-kain tersebut di tambahkan ke beberapa bagian yang masih kurang.

Memang kondisi kain kafan dari jenazah terlihat seperti sambung-menyambung, tapi apa boleh buat, karena menurut sang Modin, hanya itu yang bisa ia lakukan pada saat itu.

Ia bahkan sempat berdoa :

"Yaa Allah, jangan kau hinakan jenazah ini Yaa Allah, cukuplah sekedar peringatakan kepada hamba-mu ini."

Usai memberi taklimat tentang salat jenazah, hal aneh lagi-lagi kembali terjadi.

Menurut penuturan sang Modin, jenazah pada saat itu tak bisa diantar ke tempat pemakaman karena tak ada mobil jenazah atau mobil ambulans yang bisa mengantar.

Kelurahan, pusat Islam, masjid, sampai musholla, semua dihubungi, tapi tak ada satupun yang bisa memberi bantuan untuk mengantar jenazah.

Semua mobil ambulans, menurut pengakuan sang Modin, sedang dipakai pada saat itu.

Hal ini membuat ia menduga jika hal ini bukanlah kebetulan belaka.

Saat itulah, salah seorang hamba Allah datang menawarkan bantuan.

Pria tersebut meminta sang modin menunggu sebentar sembari ia mengambil mobilnya yang berjenis van dari rumahnya.

Tapi, ketika pria pemilik van itu sedang mencari posisi yang pas untuk memarkirkan mobil, tiba-tiba istri dari almarhum muncul dari dalam rumah.

Dengan suara lantang, sang istri berkata dihadapan semua orang :

"Mas, saya tidak perbolehkan mobil kita ini digunakan untuk angkat jenazah itu, sebab semasa hayatnya dia tidak pernah mengijinkan kita naik mobilnya."

Semua orang yang mendengar sontak merasa kaget.

Bagaimana bisa seorang istri justru mengatakan hal yang demikian.

https://i.ytimg.com/vi/uTLU-1PuQlg/hqdefault.jpg

Sang Modin akhirnya terpaksa meminta pria itu untuk membawa pulang vannya.

Saat itulah, muncul laki-laki lain yang berniat menawarkan bantuan.

Mobil yang ditunggu pun datang, namun, kembali terjadi hal aneh.

Mobil yang datang justru tiba dalam keadaan basah kuyup.

Mobil tersebut sebenarnya merupakan sebuah mobil jenis lori yang dipakai pemiliknya untuk mengantar ayam ke pasar.

"Dalam perjalanan menuju lokasi pemakaman, saya meminta agar kedua rekan saya tadi menghimbau masyarakat untuk tidak ikut menguburkan jenazah.

Cukup menunggu di rumah duka saja.

Saya tak mau mereka melihat ada peristiwa ganjil lagi,"

Hal yang ditakutkan sang Modin justru terjadi lagi

Setibanya di lokasi pemakaman, sang Modin sempat meminta tiga anak almarhum untuk turun ke liang lahat, sementara tiga lainnya membantu menurunkan jenazah.

Namun saat itu Allah SWT berkehendak lain.

Saat jenazah menyentuh tanah, tiba-tiba air hitam berbau busuk justru keluar dari celah-celah tanah, padahal tanah pada saat itu kering, tidak basah sama sekali.

Kondisi hari yang saat itu tidak hujan membuat sang Modin heran darimana air tersebut muncul.

"Saya minta anak almarhum agar jenazah ayahnya dikemas dalam peti dengan hati-hati.

Saya takut nanti ia terlentang atau telungkup.

Naudzubillah.

Kalau mayat terlungkup, tak ada harapan untuk mendapat syafa'at dari Nabi," ujarnya.

Papan keranda pun langsung diturunkan dan kuburan pun langsung ditimbun tanah.

Tanah pun sempat di injak-injak agar mampat dan kalau hujan tidak ambrol.

Tapi kembali, hal ganjil terjadi.

Sang Modin mengaku tanah yang di injak justru becek.

Hal ini membuat sang Modin meyakini jika jenazah yang ada di dalam liang lahat sudah tenggelam oleh air hitam berbau busuk tadi.

"Melihat keadaan tersebut, saya minta anak-anak almarhum agar berhenti menginjak tanah itu.

Saya tinggalkan lobang kubur sedalam 1/4 meter.

Artinya kubur itu tidak ditimbun hingga ke permukaan lubangnya, tapi ia seperti kubur berlobang," ujarnya.

Sudah lama terlibat dalam hal mengurus jenazah, sang Modin mengaku jika jenazah inilah yang tidak ia talqinkan.

"Saya bacakan tahlil dan doa yang paling ringkas.

Setelah saya pulang ke rumah almarhum, saya lalu mengumpulkan keluarganya.

Saya bertanya kepada istri almarhum, apakah yang telah dilakukan oleh almarhum semasa hayatnya," tutur sang Modin.

Beberapa pertanyaan yang diajukan, menurut sang modin, adalah :

1. Apakah dia pernah mendzalimi orang alim..?

2. Mendapat harta secara merampas, menipu dan mengambil yang bukan haknya..?

3. Memakan harta masjid dan anak yatim..?

4. Menyalah gunakan jabatan untuk kepentingan sendiri..?

5. Tidak pernah mengeluarkan zakat, shodaqoh atau infaq..?

Menurut pengakuan sang Modim, istri almarhum tidak dapat memberikan jawabannya.

http://poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2017/05/jenazah-santri-korban-pantai-garut.jpg

Merasa jika sang istri mungkin malu, sang Modim mengaku kalau ia meninggalkan nomor teleponnya kepada istri dari almarhum, andai sang istri hanya ingin berbincang empat mata saja dengannya tentnag hal tersebut.

"Tapi sedihnya hingga sekarang, tidak seorangpun anak almarhum menghubungi saya," ujar sang Modim.

Sang Modim juga menuturkan jika anak-anak dari almarhum ternyata berpendidikan tinggi bahkan ada yang beristri orang Amerika, Australia, dan ada yang bahkan istrinya berasal dari Jepang.

"Peristiwa ini akan tetap saya ingat, dan kisah ini benar-benar nyata bukan rekaan atau isapan jempol.

Semua kebenaran saya kembalikan kepada Allah SWT, pencipta alam raya ini," ujar sang Modim mengakhiri kisahnya.

***

Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, terutama yang masih hidup, untuk selalu memanfaatkan setiap detik dalam hidup untuk melakukan hal-hal baik.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved