Palestina
Kisah Haru Seorang Siswi Palestina
Tidak sedikit kisah haru yang menyayat relung hati tatkala melihat dan membaca kisah-kisah yang melanda dari Ranah Palestina.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Siswi tadi masuk kantor sedang air matanya bercucuran bagai hujan.
Matanya memandang ke arah semua yang hadir di ruangan itu dengan tatapan penuh benci dan marah.
Karena mereka akan mengungkap rahasia dirinya di hadapan orang banyak.
Ketua tim pemeriksa memerintahkannya duduk dan menenangkan situasi.
Dia pun mulai tenang.
Dan kepala sekolah pun bertanya, apa yang kau sembunyikan di dalam tas wahai anakku …?
Di sini, dalam saat-saat yang pahit dan sulit, dia membuka tasnya. Ya Ilahi, apakah gerangan yang ada di dalamnya???
Bukan.
Bukan.
Tidak ada sesuatu pun yang dilarang ada di dalam tasnya.
Tidak ada benda-benda haram, hand phone berkamera, gambar dan foto-foto atau surat cinta.
Demi Allah, tidak ada apa-apa di dalamnya kecuali sisa makanan (roti).
Ya, itulah yang ada di dalam tasnya.
Setelah ditanya tentang sisa makanan yang ada di dalam tasnya, dia menjawab, setelah menarik nafas panjang.
“Ini adalah sisa-sisa roti makan pagi para siswi, yang masih tersisa separoh atau seperempatnya di dalam bungkusnya.
Kemudian saya kumpulkan dan saya makan sebagiannya.
Sisanya saya bawa pulang untuk keluarga saya di rumah …
Ya, untuk ibu dan saudara-saudara saya di rumah.
Agar mereka memiliki sesuatu yang bisa disantap untuk makan siang dan makan malam.
Kami adalah keluarga miskin, tidak memiliki siapa-siapa. Kami bukan siapa-siapa dan memang tidak ada yang bertanya tentang kami.
Alasan saya untuk tidak membuka tas, agar saya tidak malu di hadapan teman-teman di ruangan tadi.”
Tiba-tiba suara tangis meledak ruangan tersebu.
Mata semua yang hadir bercucuran air mata sebagai tanda penyesalan atas perlakukan buruk pada siswi tersebut.
Ini adalah satu dari sekian banyak peristiwa kemanusiaan yang memilukan di Palestina.
Dan sangat mungkin juga terjadi di sekitar kehidupan kita.
Kita tidak tahu, barang kali selama ini kita tidak peduli dengan mereka.
Doa dan uluran tangan kita, setidaknya bisa sedikit meringankan penderitaan mereka.
Khususnya saudara-saudara kita di Palestina yang hingga kini terus dilanda tragedi kemanusiaan akibat penjajahan Zionis Israel.